Bisnis.com, JAKARTA – Serangan teroris dalam suatu pegelaran konser musik pop di Manchester yang telah menewaskan setidaknya 19 orang menambah beban terhadap kinerja mata uang pound sterling.
Insiden tersebut terjadi hanya sekitar dua setengah pekan sebelum berlangsungnya pemilihan umum Inggris. Perdana Menteri Theresa May diperkirakan akan memenangi pemilu tersebut dengan mudah, meskipun sejumlah jajak pendapat menunjukkan ketatnya persaingan yang telah memberi tekanan pada pound sterling.
Pagi ini nilai tukar pound sterling memperpanjang pelemahannya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dengan penurunan 0,14% atau 0,0018 poin ke US$1,2982 pada pukul 10.45 WIB setelah dibuka di posisi 1,3000.
Pada perdagangan Senin (22/5), nilai tukar pound sterling ditutup melemah 0,28% atau 0,0036 poin di US$1,3000.
Jika serangan terhadap konser penyanyi Amerika Serikat (AS) Arianna Grande itu dikonfirmasi sebagai insiden teroris, maka ini akan menjadi serangan paling mematikan di Inggris oleh militan sejak terbunuhnya 52 orang dalam bom bunuh diri oleh empat orang muslim Inggris di sistem transportasi London pada Juli 2005.
“Kami bisa melihat kegugupan kembali atas adanya ancaman teror, meski dengan kecenderungan kecil. Sejak peristiwa 9/11 (di AS), dampak terhadap pasar dari peristiwa terorisme telah menurun,” ujar Shane Oliver, kepala strategi investasi di AMP Capital, seperti dikutip Reuters (Selasa, 23/5/2017).
Di sisi lain, nilai tukar euro mencapai level tertingginya dalam enam bulan dalam semalam setelah Kanselir Angela Merkel mengatakan bahwa euro yang lemah, akibat kebijakan moneter Bank Sentral Eropa, membantu menjelaskan surplus perdagangan Jerman yang relatif tinggi.
Nilai tukar euro terhadap dolar AS pagi ini terpantau lanjut naik 0,08% ke US$1,246 setelah kemarin berakhir menguat 0,28% di posisi 1,1237.
Baca Juga
“Yang terjadi dengan pergerakan euro terhadap dolar adalah adanya mood yang cukup positif pada euro saat ini. Dan ketika Merkel memberi komentar bahwa euro mungkin terlalu rendah maka hal ini kemudian diambil sebagai alasan positif lain untuk mendorongnya lebih tinggi,” kata ahli strategi valuta asing ABN Amro, Georgette Boele.