Bisnis.com, PALEMBANG – Pasar modal dinilai sebagai salah satu indikator yang bisa menempatkan Indonesia sejajar dengan negara maju.
Indonesia diyakini dapat bergabung dalam deretan negara maju di dunia apabila pasar modal di Tanah Air berkembang sesuai potensi yang dimilikinya.
Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Kantor Regional Otoritas Jasa Keuangan Sumatra Bagian Selatan (Sumbagsel) Sabil menuturkan penduduk Indonesia yang berjumlah 250 juta jiwa potensial untuk mengembangkan pasar modal.
Namun, tingkat literasi dan inklusi pasar modal justru paling rendah dibandingkan industri jasa keuangan lain.
“Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Singapura itu pasar modalnya maju. Kemajuan suatu bangsa salah satunya diukur dari kondisi pasar modalnya,” katanya dalam acara Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu di Palembang, Selasa (16/5/2017).
Survei terakhir OJK pada 2016 mendapati tingkat literasi pasar modal di masyarakat hanya 4,40% atau meningkat tipis dari 3,79% di 2013.
Tingkat inklusi bahkan lebih rendah yakni 1,25% pada 2016, melonjak dari posisi 0,11% tiga tahun sebelumnya.
Data itu kontras dengan tingkat literasi dan inklusi perbankan 2016 yang masing-masing 28,94% dan 63,63%.
Untuk seluruh sektor jasa keuangan, indeks literasi dan inklusi tahun lalu berturut-turut 29,66% dan 67,82%.
“Kalau di Sumatra Selatan literasinya di atas rata-rata nasional yakni 31,64% dan inklusinya 73,09%,” ujar Sabil.
Sabil pun mendorong pelaku usaha pasar modal untuk lebih giat mengedukasi masyarakat.
Selain akan membuahkan lebih banyak investor, edukasi juga menjadi sarana paling ampuh untuk menghindarkan masyarakat dari investasi bodong.
Pada 16-18 Mei 2017, OJK mengadakan Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT) di Palembang. Kota Pempek menyusul Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. Sepanjang 2015-2016 program serupa telah digelar di 12 kota besar Indonesia.
“Tidak hanya kota besar, kami akan edukasi hingga pelosok negeri ini agar pasar modal familiar di masyarakat,” ucap Sabil.
Deputi Direktur Penetapan Sanksi Pasar Modal II OJK Neviyanti mengatakan pergelaran SEPMT dimungkinkan berkat kerja sama dengan Bursa Efek Indonesia, perusahaan sekuritas, dan pengelola reksadana.
Sasaran sosialisasi adalah masyarakat umum, praktisi pers, hingga pelaku usaha.
“Selama ini masyarakat tahunya investasi itu hanya nabung di bank, padahal ada alternatif di pasar modal yang menawarkan berbagai efek,” katanya di tempat yang sama.