Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja 2016: Laba APLN Turun 22%

PT Agung Podomoro Land Tbk. terlambat melaporkan kinerja keuangan akhir tahun 2016. Emiten properti tersebut mencatatkan peningkatan pendapatan tipis, tetapi laba bersih justru menurun karena peningkatan sejumlah beban.

Bisnis.com, JAKARTA—PT Agung Podomoro Land Tbk. terlambat melaporkan kinerja keuangan akhir tahun 2016. Emiten properti tersebut mencatatkan peningkatan pendapatan tipis, tetapi laba bersih justru menurun karena peningkatan sejumlah beban.

Dalam laporan keuangan akhir tahun 2016 yang baru dipublikasikan Minggu (30/4/2017) di laman Bursa Efek Indonesia, emiten dengan kode saham APLN ini membukukan penjualan dan pendatan Rp6 triliun, meningkat tipis 0,6% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp5,97 triliun.

Di sisi, beban pokok dan beban langsun meningkat lebih tinggi mencapai 3,5% menjadi Rp2,98 triliun dibandingkan Rp2,88 triliun tahun sebelumnya. Alhasil, laba kotor perusahaan pun turun dari Rp3,09 triliun pada 2015 menjadi Rp3,02 triliun pada 2016.

Pada 2016, pendapatan perseroan dari laba bersih entitas asosiasi serta penghasilan bunga juga turun dibandingkan tahun sebelumnya. Laba bersih entitas asosiasi turun dari Rp110,8 miliar menjadi hanya Rp66,8 miliar, penghasilan bunga juga turun dari Rp267 miliar menjadi Rp156 miliar.

Hal ini menyebabkan perbandingan laba antara tahun 2015 dan 2016 semakin menunjukkan pelemahan pada 2016. Perseroan membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk sebesar Rp631,8 miliar, turun 22% dibandingkan capaian 2015 yang senilai Rp808,9 miliar.

Perseroan juga mencatatkan penurunan kas dan setara kas yang cukup signifikan mencapai 59,5% dari Rp2,89 triliun pada 2015 menjadi hanya Rp1,17 triliun pada 2016. Sementara itu, piutang usaha pada pihak ketiga mencapai Rp988 miliar, meningkat dibandingkan Rp940 miliar pada 2015.

Meski kas menurun, secara umum aset perseroan meningkat 4,7% menjadi Rp25,71 triliun, dari sebelumnya Rp24,56 triliun pada 2015. Peningkatan aset secara proporsional disebabkan oleh meningkatnya utang dan ekuitas perseroan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Maftuh Ihsan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper