Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks dolar AS ditutup melemah pada perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), di tengah meredanya ancaman geopolitik serta menyusul laporan data ekonomi Amerika Serikat (AS) terbaru yang memperkecil kemungkinan penaikan suku bunga lanjutan pada Juni.
Indeks dolar AS yang mengukur pergerakan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama berakhir melemah 0,22% atau 0,220 poin ke 100,290.
Sebelumnya indeks dolar dibuka stagnan di level 100,510, setelah akhir pekan lalu ditutup turun tipis 0,05% atau 0,050 poin di posisi 100,510.
Penjualan ritel AS turun untuk bulan kedua berturut-turut pada Maret, sedangkan harga konsumen turun untuk pertama kalinya dalam lebih dari setahun. Hal ini menggarisbawahi besarnya kerugian atas momentum pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama.
Di sisi lain, seperti dilansir Bloomberg (18/4/2017), data perumahan AS dan manufaktur New York yang melambat berakibat mengecilnya kemungkinan bagi bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga acuannya lebih lanjut pada pertemuan kebijakan berikutnya.
Ketegangan geopolitik seputar memanasnya hubungan antara AS dan Korea Utara telah membebani dolar sebelumnya. Akhir pekan lalu, Korut dikabarkan gagal meluncurukan uji coba rudalnya.
Baca Juga
Hal itu telah meningkatkan tensi regional yang telah terangkat dalam beberapa pekan terakhir di saat Presiden Donald Trump melancarkan retorika sengit dengan Pyongyang.
Meski demikian, pelemahan indeks dolar menipis setelah Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin menyatakan kepada Financial Times bahwa penguatan greenback adalah suatu hal yang baik dan bahwa pernyataan Presiden Trump sebelumnya terhadap dolar juga bersifat sementara.
Indeks dolar pagi ini terpantau naik 0,05% atau 0,050 poin ke posisi 100,340 pada pukul 06.58 WIB.
Posisi indeks dolar AS
18/4/2017 (Pk. 06.58 WIB) | 100,340 (+0,05%) |
17/4/2017 | 100,290 (-0,22%) |
14/4/2017 | 100,510 (-0,05%) |
13/4/2017 | 100,560 (-0,22%) |
12/4/2017 | 100,780 (+0,07%) |
Sumber: Bloomberg