Bisnis.com, JAKARTA- Obligasi dengan tenor 10 tahun FR 59, pada siang ini, Selasa (21/3/2017) kembali menguat.
Sementara itu imbal hasil telah turun dalam 7 hari perdagangan (13-21 Maret 2017).
Hari ini, pada pk. 12.08 WIB, FR 59 naik 0,03% ke 99,267, dan yield turun 0,06% ke 7,101.
Maximilianus Nico Demus. L, Head of Fixed Income Division Indomitra Securities mengemukakan obligasi berpotensi flat hingga menguat tipis pada hari ini.
Diiringi dengan sejumlah turbulensi, kalaupun koreksi berarti dalam artian masih dapat mengalami kenaikan.
Dia mengemukakan untuk waktu yang cukup lama, daya beli masih akan terjaga, yang berarti fase penguatan harga pasar obligasi masih cukup terjaga.
“Pertanyaannya, akankah selamanya? Tentu tidak. Akankah bertahan? Tentu iya. Capital inflow masih terjaga, terlihat oleh dengan adanya arus dana masuk ke dalam pasar obligasi,” kata Nico dalam risetnya yang diterima hari ini, Selasa (21/3/2017).
Fokus berikutnya, ujar dia, adalah mempertahankan kinerja ekonomi Indonesia, dan berharap S&P menaikkan rating Indonesia. Sehingga memberikan peluang kenaikkan harga obligasi lebih besar.
Tidak hanya itu, tambahnya, daya tahan tubuh obligasi tentu akan semakin lebih kuat ketika menghadapi kenaikkan Fed Rate yang ke dua kalinya pada tahun ini.
Para pelaku pasar dan investor hari ini akan terfokus kepada lelang yang diadakan hari ini.
“Di tengah turunnya imbal hasil, lelang sukuk akan memberikan pencerahan kepada para pelaku pasar dan investor yang terlambat untuk masuk ke dalam pasar sekunder kemarin, sehingga para pelaku pasar dan investor masih berkesempatan untuk mendapatkan obligasi dengan imbal hasil yang tinggi,” kata Nico.
Pergerakan obligasi FR 59
Tanggal | Harga | Yield |
21 Maret (pk.12.08 WIB) | 99,267 (+0,03%) | 7,101 (-0,06%) |
20 Maret | 99,237 (+0,57%) | 7,105 (-1,11%) |
17 Februari | 98,673 (+0,30%) | 7,185 (-0,58%) |
Sumber: Bloomberg, 2017