Bisnis.com, JAKARTA - Ruang pelemahan nilai tukar rupiah dinilai masih terbuka dalam jangka pendek.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan meski terdapat ruang pelemahan, hal itu bisa terhalangi oleh data neraca perdagangan yang baik pada minggu ini.
Penguatan dolar AS yang mulai tertahan di Asia pada perdagangan Jumat, diperkirakan mulai kembali menjelang FOMC meeting.
"Rupiah saat ini akan mulai tertekan koreksi tajam harga minyak mentah, diperkirakan bisa terkoreksi lagi apalagi jika tidak ada tambahan pasokan dolar dari BI," paparnya dalam riset, Senin (13/3/2017).
Yield SUN yang sempat konsisten turun, saat ini mulai naik mengikuti arah yield obligasi global.
Adapun indeks dolar AS justru melemah setelah pertambahan tenaga kerja non-pertanian AS diumumkan di atas 200 ribu.
"Tetapi pelemahan dollar index lebih mencerminkan penguatan tajam euro, merespon sentimen hawkish ECB yang mulai puas terhadap prospek perekonomian Zona Euro," tambahnya.
Atau dengan kata lain, lanjut dia, peluang kenaikan FFR target pada FOMC meeting minggu ini, tetap tinggi bahkan sudah hampir pasti (rilis dijadwalkan dini hari 16 Maret 2017 waktu Indonesia).