Bisnis.com, JAKARTA--Harga gas alam anjlok ke level terendah sejak Februari 2016 akibat merosotnya permintaan seiring berakhirnya musim dingin.
Pada perdagangan Rabu (22/2) pukul 16:16 WIB harga gas alam di bursa Nymex untuk kontrak Maret 2017 menurun 1,05% menuju US$2,537 per MMBTU (Million British Thermal Unit). Angka tersebut menunjukkan level terendah sejak Februari 2016.
Sepanjang tahun berjalan year to date/ytd, harga sudah terkoreksi sebanyak 31,13%. Pada 2016, harga gas alam memanas 33%.
Namun, harga di penutupan terakhir menunjukkan pertumbuhan dalam sepekan yang menyentuh 10,3% dan menjadi reli terbaik sepanjang 2016.
Andri Hardianto, analis Asia Trade Point Futures, menuturkan kondisi cuaca yang menghangat menjelang berakhirnya musim dingin memengaruhi tingkat permintaan gas alam. Alhasil harga mengalami tekanan.
Sentimen tersebut dapat dilihat dari data mingguan Amerika Serikat, sebagai produsen sekaligus konsumen gas alam terbesar di dunia.
Berdasarkan data U.S. Energy Information Administration (EIA), pengambilan persediaan gas alam pada pekan lalu hanya mencapai 114 miliar kaki kubik (Billion cubic feet/Bcf). Angka ini jauh di bawah rata-rata penarikan lima tahun atau 2012-2016 sebesar 156 Bcf, dan turun 16,17% yoy dari level 136 Bcf.
Suhu lebih hangat di 48 negara bagian menyebabkan penurunan permintaan pemanas yang menggunakan gas alam dan penarikan persediaan lebih rendah. Stok gas alam kini mencapai 2.445 Bcf, lebih tinggi 87 Bcf dari rerata lima tahun.
"Proyeksi penarikan pekan lalu sebenarnya 130 Bcf, tetapi volumenya ternyata lebih rendah. Kondisi cuaca yang menghangat memang memengaruhi tingkat permintaan," tuturnya kepada Bisnis.com, Rabu (22/2/2017).
Andri mengatakan, dalam jangka pendek harga gas alam masih akan berfluktuasi dengan kecenderungan untuk melemah. Sentimen utama yang memengaruhi ialah faktor cuaca.
Dalam jangka panjang, pasar cukup bergantung kepada hubungan dagang antara AS dan Meksiko. Sebagai informasi, Meksiko merupakan importir utama gas alam AS. Namun, hubungan keduanya memanas setelah Donald Trump bersikap kontroversial dan berencana membangun tembok perbatasan kedua negara.
Pasar juga masih melihat proyeksi penggunaan gas alam untuk pembangkit listrik global. Andri memprediksi, harga pada 2017 bakal bergerak dalam rentang US$2-US$3 per MMBTU.
Menurut data PointLogic, rata-rata produksi gas alam AS pada pekan lalu meningkat 1% week on week/ wow dari minggu sebelumya. Hal ini didorong oleh peningkatan jumlah impor, terutama dari Kanada sebesar 9%.
Dari sisi penyerapan, total konsumsi gas alam AS turun 4% wow karena kondisi suhu yang lebih hangat. Bila dirinci, penggunaan untuk listrik turun 2%, sektor industri merosot 2%, dan konsumsi perumahan serta komersial anjlok 7%.