Bisnis.com, JAKARTA – Reli bursa saham Korea Selatan masih belum berakhir pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis (1/12/2016), sejalan dengan menguatnya kinerja mata uang won, dan membaiknya kinerja sejumlah acuan perekonomian.
Indeks Kospi ditutup naik tipis 0,01% atau 0,27 poin ke level 1.983,75, setelah dibuka dengan penguatan 0,20% atau 4 poin di posisi 1.987,48.
Sebanyak 298 saham menguat, 410 saham melemah, dan 62 saham stagnan dari 770 saham yang diperdagangkan di indeks Kospi pada akhir perdagangan hari ini.
Saham Woori Bank yang melejit 3,75% menjadi pendorong utama terhadap penguatan Kospi pada perdagangan hari ini, bersama dengan Meritz Fire & Marine Insurance Co. Ltd. yang naik 0,61%, dan Hyundai C&F Inc. yang melesat 2,80%.
Saham Samsung Electronics Co. Ltd. turut menguat 0,17% atau 3.000 poin ke posisi 1.749.000 pada pukul 13.42 WIB setelah dibuka dengan pelemahan 6.000 poin di posisi 1.740.000.
Menurut Direktur Templeton Global Advisors, Norman Boersma, saham Samsung Electronics akan memperlihatkan kenaikan lebih lanjut kepada para pemegang sahamnya.
Seperti diberitakan, saham raksasa tekonologi asal Korsel tersebut melejit ke level tertingginya setelah menyatakan akan mempertimbangkan rencana split perusahahaan menjadi holding company dan operating companies sekaligus mendorong pembayaran dividen.
Sejalan dengan penguatan Kospi, nilai tukar won menguat 0,12% atau 1,46 poin ke 1.167,50 per dolar AS.
Indeks harga konsumen Korsel pada November 2016 terpantau turun tipis 0,1% (m-to-m), namun masih menguat 1,3% secara tahunan.
Kementrian Perdagangan Korsel merilis bahwa kinerja ekspor pada November 2016 naik 2,7% (y-o-y), dan impor naik 10,1% (y-o-y). Surplus neraca perdagangan mencapai US$8 miliar, sementara surplus neraca berjalan pada Oktober 2016 melebar jadi US$8,72 miliar.
Pergerakan Indeks KOSPI
Tanggal | Level | Perubahan |
1/12/2016 | 1.983,75 | +0,01% |
30/11/2016 | 1.983,48 | +0,26% |
29/11/2016 | 1.978,39 | +0,01% |
28/11/2016 | 1.978,13 | +0,19% |
25/11/2016 | 1.974,46 | +0,16% |
Sumber: Bloomberg