Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pusat perbelanjaan, PT Nirvana Development mencatak pendapatan sebanyak Rp195,03 miliar per September 2016, turun 52% secara tahunan.
Penurunan pendapatan yang tajam itu membuat Nirvana menderita rugi bersih Rp12,73 miliar. Berdasarkan laporan keuangan Nirvana yang dikutip Bisnis.com, Kamis (1/12/2016), pendapatan Nirvana terkoreksi karena tidak lagi membukukan penjualan kavling.
Tahun lalu, penjualan kavling emiten bersandi saham NIRO itu mencapai Rp256,96 miliar atau 63% dari total pendapatan. Tanpa memperhitungkan pendapatan dari penjualan kavling, pendapatan NIRO tahun ini tumbuh 31,65%.
Pendapatan utama NIRO berasal dari sewa dan jasa pemeliharaan pusat perbelanjaan sebanyak Rp169,31 miliar atau 87% dari total pendapatan. Selain pusat perbelanjaan, NIRO juga mendulang pendapatan dari hotel sebanyak Rp23,49 miliar, tumbuh 28%.
Sebelumnya, NIRO telah mengakuisisi dua pusat perbelanjaan, yakni Supermall Cianjur dan Supermall Sukabumi. Akuisisi Supermall Cianjur menelan investasi senilai Rp73,97 miliar. Adapun, nilai akuisisi Supermall Sukabumi mencapai Rp133,8 miliar.