Bisnis.com, JAKARTA -- PT Lippo Karawaci Tbk. meraup laba bersih sebanyak Rp665 miliar per September 2016, melesat dibandingkan periode September 2015 sebesar Rp66 miliar.
Lonjakan laba Lippo Karawaci ditopang keuntungan selisih kurs. Tahun lalu, laba perusahaan berkode saham LPKR itu memang anjlok karena rugi selisih kurs.
Ketut Budi Wijaya, Presiden Direktur Lippo Karawaci, mengatakan laba kotor perseroan meningkat 2% menjadi Rp3,3 triliun. Perolehan laba ditopan goleh peningkatan pendapatan sebesar 10% menjadi Rp7,4 triliun.
""Model bisnis kami yang seimbang telah terbukti efektif dalam mendukung total pendapatan kami pada saat sektor properti melemah. Kami sangat senang hasil keuangan sembilan bulan 2016 secara keseluruhan pendapatan perusahaan masih memberikan tingkat pertumbuhan double digit," ujarnya dalam siaran pers, Jumat (11/11/2016).
Pendapatan LPKR dari recurring income naik 26% menjadi Rp5 triliun. Segmen ini bertumbuh berkat kenaikan pendapatan dari divisi kesehatan sebesar 27% menjadi Rp3,8 triliun. Pendapatan dari pusat perbelanjaan juga naik 45% menjadi Rp261 miliar sedangkan dari hotel dan hospitality tumbuh 6% menjadi Rp277 miliar.
Bisnis manajemen aset juga menyumbang pendapatan ebanyak Rp652 miliar, tumbuh 22%. Kenaikan didorong oleh penambahan basis aset yang dikelola dan kenaikan fee pendaatan dari dividen dana investasi real estat (DIRE) perseroan yang tercatat di Bursa Singapura.
Sementara itu, penjualan properti LPKR masih melambat. Pendapatan dari urban development turun 13% menajdi Rp2,4 triliun Segmen large scale integrated development juga mencatat koreksi 15% menjadi Rp1 triliun.