Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kekhawatiran Pada Pilpres AS Dongrak Harga Emas

Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik pada Jumat (Sabtu pagi WIB), karena kekhawatiran pemilu AS pekan depan mengangkat daya tarik logam sebagai aset safe haven.Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik pada Jumat (Sabtu pagi WIB), karena kekhawatiran pemilu AS pekan depan mengangkat daya tarik logam sebagai aset safe haven.
Harga emas berjangka naik di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange./Antara
Harga emas berjangka naik di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange./Antara

Bisnis.com, CHICAGO -  Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik pada Jumat (Sabtu pagi WIB), karena kekhawatiran pemilu AS pekan depan mengangkat daya tarik logam sebagai aset "safe haven".

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember naik US$1,2  atau 0,09%  menjadi   US$1.304,50  per ounce.

Penurunan harga emas pada awal perdagangan dengan cepat dibeli kembali, karena investor tetap cemas menjelang pemungutan suara pada Selasa (8/11/2016).

Karena calon presiden Partai Republik Donald Trump meningkat dalam jajak pendapat, "daya tarik emas menguat sebagai aset safe-haven: lindung nilai risiko investor melalui emas, seperti yang kita lihat pasca-Brexit," kata George Cassell, spesialis senior logam di S & P Global Platts.

Emas mendapat dukungan lain karena indeks dolar AS turun 0,09%  menjadi US$97,05 pada pukul 17.30 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.

Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar turun maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.

Laporan situasi lapangan kerja Oktober yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat menunjukkan tingkat pekerjaan menurun sebesar 0,1%  menjadi 4,9%, dan penggajian non pertanian meningkat 161.000.

Para analis juga mencatat kenaikan yang lebih baik dari perkiraan pada pendapatan rata-rata per jam yang naik 0,4%  selama Oktober.

Banyak investor percaya bahwa laporan pekerjaan besar ini telah mengesampingkan laporan Automated Data Processing (ADP) dan klaim pengangguran yang dirilis awal pekan ini, dan bahwa pasar tenaga kerja berada di atau dekat kesempatan kerja penuh.

Hal ini memberikan amunisi untuk Federal Reserve AS bersikap "dovish", tapi sekarang investor percaya the Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,50 ke 0,75 selama pertemuan FOMC Desember.

Menurut alat Fedwatch CME Group, probabilitas tersirat saat ini untuk menaikkan suku bunga dari 0,50 ke setidaknya 0,75 adalah 67%  pada pertemuan Desember dan 68%  untuk pertemuan Februari. Analis mencatat bahwa ini adalah turun dari seminggu yang lalu, yang melihat harapan di setinggi kisaran 70%.

Perak untuk pengiriman Desember turun 4,5 sen, atau 0,24%  menjadi ditutup pada US$18,371  per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik US$10,1  atau 1,02% menjadi US$1.004,50  per ounce.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/Xinhua
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper