Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan milik Grup Bakrie, PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) diawasi oleh PT Bursa Efek Indonesia akibat melonjak hingga 118%.
Irvan Susandy, Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, menuturkan sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga dan aktivitas saham di luar kebiasaan (unusual market activity/UMA) atas saham BRMS, bursa tengah mencermati perkembangan pola transaksi saham ini.
Untuk itu, investor diharapkan memperhatikan jawaban perusahaan tercatat, atas permintaan konfirmasi bursa. "Mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya," katanya dalam pengumuman, Kamis (27/10/2016).
BEI juga menyarankan agar investor menkaji kembali rencana corporate action perusahaan tercatat apabila rencana itu belum mendapat restu rapat umum pemegang saham (RUPS).
Pelaku pasar diharapkan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari, sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.
Akan tetapi, pengumuman UMA tersebut tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.
Pada perdagangan Kamis (27/10/2016), saham BRMS ditutup merosot 9,78% sebesar 9 poin ke level Rp83 per lembar setelah beberapa hari terakhir terus meroket.
Saham BRMS meroket 118% dari level terendah Rp50 per lembar ke Rp109 per lembar dengan kapitalisasi pasar Rp2,12 triliun.
Begitu pula dengan sang induk usaha, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) yang tengah bernegosiasi soal restrukturisasi utang.
Setelah terus melesat, saham BUMI ditutup terkoreksi 6,44% sebesar 13 poin ke level Rp189 per lembar dan sempat menyentuh angka tertinggi Rp246 per lembar. Sebanyak 1,55 miliar lembar saham BUMI ditransaksikan dengan kapitalisasi pasar Rp8,49 triliun.