Bisnis.com, JAKARTA- Recapital Securities mengemukakan aksi sejumlah saham mendapat perhatian pasar pada perdagangan hari ini, Kamis (27/10/2016).
Kiswoyo, Analis Recapital Securities dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (27/10/2016), mengemukakan aksi saham tersebut adalah:
- Pendapatan turun, margin laba AKRA justru naik
Kinerja PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) masih melambat. Dalam sembilan bulan pertama tahun ini, AKRA mencetak pendapatan Rp10,9 triliun. Pendapatan ini turun 27,14% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp15,03 triliun. Tetapi, AKRA berhasil memangkas beban pokok dan mencetak laba selisih kurs. Hal ini membuat laba usahanya stabil. Beban keuangan AKRA juga turun dari Rp 84,2 miliar menjadi Rp 61,7 miliar. Sehingga, pada periode Januari-September, laba bersih AKRA mencapai Rp793,19 miliar, turun tipis 6,16% secara year on year (yoy). Meski laba masih turun, margin laba bersih AKRA naik menjadi 7,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 5,6%. Pendapatan AKRA masih didominasi oleh perdagangan dan distribusi, yang memberi pemasukan Rp 9,8 triliun. Lalu pendapatan pabrikan mencapai Rp 442,2 miliar dan logistik sebesar Rp 526,6 miliar. AKRA juga sudah membukukan pendapatan dari kawasan industri sebesar Rp 170,4 miliar. Pendapatan AKRA turun karena penurunan harga bahan bakar minyak di sembilan bulan pertama tahun ini, seiring melemahnya harga minyak mentah. Tetapi, harga minyak mulai rebound di kuartal tiga. Per 30 September 2016, total aset AKRA mencapai Rp 15,6 triliun, naik dari Rp 15,2 triliun pada 31 Desember 2015. Sementara itu, tingkat return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) masih sehat, masing-masing di 6,76% dan 16,7%. AKRA masih akan fokus dalam peningkatan margin laba, misalnya dengan melakukan efisiensi. AKRA juga masih mengembangkan lahan industri di kawasan Java Integrated Industrial Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur. Permintaan lahan industri akan lebih tinggi, apalagi JIIPE sudah masuk dalam kawasan industri strategis yang diprioritaskan pemerintah.
Komentar LK :
Biarpun pendapatan AKRA turun 27% tetapi laba bersihnya AKRA hanya turun 6%, AKRA berhasil memangkas beban pokok dan mencetak laba selisih kurs sehingga di posisi akhir dari laba bersihnya AKRA hanya turun tipis. AKRA masih memiliki peluang besar dari kawasan industri Java Integrated Industrial Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur, sehingga diharapkan ke depannya keuntungan dari penjualan lahan industrinya bisa membuat net profitnya naik lebih tinggi. Karena margin keuntungan dari penjualan lahan industri akan selalu lebih tinggi daripada margin keuntungan dari bisnis perdagangan dan distribusi BBM.
- Rajawali tambah kepemilikan di BWPT
Saat pasar menanti kelanjutan akuisisi PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT) oleh Felda Investment Corp Sdn Bhd, Grup Rajawali justru menambah porsi kepemilikan saham di BWPT. Sepanjang Oktober ini, Rajawali telah empat kali menambah kepemilikan saham di BWPT. Transaksi pertama dilakukan pada 13 Oktober lalu. Transaksi dilakukan atas 12,5 juta saham dengan harga Rp 198 per saham. Transaksi kedua juga dilakukan pada tanggal yang sama sebanyak 15 juta saham dengan harga Rp 199 per saham. Harga tertinggi terjadi pada transaksi ketiga di tanggal 17 Oktober. Saat itu, Rajawali membeli 25 juta saham BWPT dengan harga Rp 202 per saham. Sedangkan transaksi terakhir tanggal 24 Oktober. Rajawali membeli 101,64 juta saham dengan harga Rp 200 per saham. Dus, Rajawali kini menguasai 66,03% atau setara 20,81 miliar saham BWPT. Hingga saat ini akuisisi Felda atas BWPT belum sepenuhnya usai, meski negosiasi berulang kali dilakukan. Namun, kabar terakhir menyebutkan, rencana ini sudah memasuki tahap final. Felda Investment akan membeli saham BWPT dengan skema transaksi awal yang telah diajukan sebelumnya. Perundingan rencana akuisisi ini memakan waktu cukup lama. Bahkan muncul skema akuisisi dengan obligasi konversi yang diterbitkan BWPT. Tapi, sebagaimana diberitakan majalah Malaysia The Edge, edisi 3-9 Oktober 2016, FIC berencana membeli langsung atau tunai kepemilikan BWPT. Felda juga berharap diskon 30% untuk pembelian kepemilikan ini dari harga yang ditawarkan tahun lalu. Pada keterbukaan Bursa Malaysia Juni lalu, Felda Global Ventures (FGV) mengumumkan rencana pembelian 30% saham BWPT secara tunai senilai US$ 632 juta, dan sisanya 7% dilakukan dengan menukar 95 juta saham baru yang diterbitkan FIC senilai US$ 48 juta. Jadi total nilai akuisisi mencapai US$ 680 juta.
Komentar LK:
Pembelian saham BWPT oleh Rajawali akan mengurangi jumlah saham BWPT di pasar. Juga akan membantu meyakinkan pasar kalau Rajawali sebagai pemilik mayoritas BWPT masih yakin akan prospek BWPT ke depannya dengan membeli saham BWPT yang ada di market. Sehingga pembelian saham BWPT oleh Rajawali di market akan berefek positif
- MDLN Jual Lahan 3,7 Ha Ke IKEA
PT Modernland Realty Tbk (MDLN) telah menandatangani transaksi penjualan lahan seluas 3,7 hektare kepada perusahaan ritel asal Swedia, IKEA. Menurut, Cuncun Wijaya, selaku Corporate Secretary Perseroan,mengatakan lahan yang dijual ke IKEA berlokasi diproyek Jakarta Garden City (JGC), Cakung, Jawa Timur. Sebagai informasi, lisensi waralaba IKEA dipegang oleh PT Hero Supermarket Tbk. Saat ini IKEA baru memiliki satu superstore di Alam Sutera, Tangerang (Bisnis,LM).
Komentar LK:
Penandatanganan transaksi penjualan lahan seluas 3,7 hektare kepada perusahaan ritel asal Swedia, IKEA akan memberikan dampak positif bagi MDLN. Pasalnya hal tersebut akan membuat kawasan perumahan didaerah tersebut semakin atraktif sehingga pada gilirannya akan mempermudah bagi Perseroan untuk memasarkan proyek tersebut ke masyarakat. Dengan demikian, diharapakan dapat meningkatkan pendapatan Perseroan di kemudian hari. Selain itu, Perseroan juga telah menjual lahan seluas 8,5 hektare ke AEON mall pada tahun lalu senilai USD 45 juta. AEON kini tengah membangun pusat perbelanjaan seluas 135.000 m2. Operasional mal itu diproyeksi bisa dimulai pada September 2017. Kemudian, Perseroan juga telah menjual lahan seluas 1,5 ha ke Grup Mayapada. Di atas lahan tersebut akan dibangun Mayapada Hospital seluas 17.000 m2. Konstruksi diperkirakan selesai pada kuartal II 2017.
- Pendapatan PPRO Tumbuh 51,4%
PT Pembangunan Perumahan Properti Tbk (PPRO) membukukan pendapatan usaha di kuartal III 2016 sebesar Rp1,56 triliun, tumbuh sekitar 51,4% yoy. Beban pokok penjualan naik sebesar 59,1% menjadi Rp 1,14 triliun mengakibatkan laba kotornya hanya naik sekitar 34,02% menjadi Rp 426,69 miliar. Sementara itu, beban usahanya turun sekitar 9,8% menopang pertumbuhan laba usahanya 45,1% menjadi Rp 368,85 miliar. Naiknya pendapatan usaha mendukung pertumbuhan laba bersih tahun berjalan sebesar 29,9% yoy menjadi Rp 260,45 miliar. (Kontan/DH)
Komentar LK :
Pertumbuhan laba bersih akan membawa sentimen positif bagi PPRO, khususnya perdagangan sahamnya dalam jangka pendek. Pertumbuhan laba bersih tersebut didukung kenaikan pendapatan usahanya dimana penjualan realti dan pendapatan properti meningkat masing – masing sebesar 53,9% dan 20,5%. Namun, kinerja perseroan masih terhambat oleh beban pokok penjualan yang naik. Sementara itu, beban usahanya berhasil turun disebabkan oleh penurunan beban umum dan administrasi, beban pemasaran serta beban pemeliharaan.