Bisnis.com, JAKARTA--Proses pembiayaan proyek pembangkit listrik tenaga uap Cirebon II berkapasitas 1.000 Megawatt dengan investasi US$2,1 miliar yang dibangun oleh PT Indika Energy Tbk. mundur dari target.
Direktur Keuangan Indika Energy Azis Armand mengatakan pembiayaan proyek (financial clossing) yang ditargetkan rampung pada pertengahan tahun ini dipastikan mundur. Penyelesaian financial clossing masih berlangsung hingga saat ini.
"Masih working in progress. Sulit diperkirakan progress-nya," katanya kepada Bisnis.com, Rabu (14/9/2016).
Diversifikasi usaha ke sektor kelistrikan yang dilakukan oleh emiten bersandi saham INDY tersebut, melalui pembangunan PLTU dengan investasi mencapai lebih dari Rp27 triliun. Sebelumnya, target financial clossing bakal rampung pada Agustus 2016.
Indika Energy menggenggam kepemilikan 25% dari total saham PLTU Cirebon II dengan pendanaan proyek sebesar 80% dari pinjaman. Dana untuk pembangunan proyek diperoleh dari konsorsium investor Jepang, Korea Selatan, dan bank multinasional.
Investor PLTU Cirebon II terdiri dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC), Export-Import Bank of Korea, dan NEXI Investment Insurance and Comercial Bank.
Indika tergabung dalam konsorsium PT Cirebon Energi Prasarana yang bakal menggarap pembangkit listrik mandiri (independent power producer/IPP). Indika membentuk usaha patungan bersama Marubeni Corporation (35%), Samtan Co. Ltd. (20%), Korea Midland Power Co. Ltd. (10%), dan Chubu Electric Power Co. Inc. (10%).
Pinjaman proyek diproyeksi mencapai US$1,8 miliar-US$1,9 miliar yang dipimpin oleh JBIC. Tahap konstruksi diproyeksi membutuhkan waktu 4 tahun setelah financial clossing rampung.
Perusahaan milik keluarga Sudwikatmono itu telah memiliki PLTU Cirebon Unit I dengan kapasitas 660 MW. Pembangunan proyek PLTU Cirebon Unit II tersebut sebagai ekspansi yang akan berlokasi di Desa Kanci, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat dengan target beroperasi pada 2020.