Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa ditutup melemah dalam tiga hari berturut-turut menyusul kekhawatiran investor bahwa bank sentral mungkin tidak akan menggunakan kebijakan moneter untuk memacu pertumbuhan ekonomi.
Indeks Stoxx Europe 600 Index ditutup melemah 1% pada perdagangan Senin (12/9/2016), dengan seluruh sektor industri melemah.
Seperti dilansir Bloomberg sebelumnya, Gubernur Bank Sentral Eropa Mario Draghi menyatakan belum ada kebutuhan peningkatan stimulus dalam waktu dekat, bahkan setelah data ekonomi berada di bawah perkiraan.
Sementara itu, analis Morgan Stanley termasuk Andrew Sheets dan Phanikiran Narapaju menyatakan dalam catatan yang dilansir Bloomberg kemarin bahwa indikator ekonomi dan lintas aset menunjukkan zona euro mungkin telah memasuki "fase penurunan," di mana aset berisiko cenderung underperform.
"Itu hanya masalah waktu pada aksi jual ini karena rebound pasca-Brexit memberikan pengaruh signifikan pada pasar, bahkan jika fundamental tidak membaik," kata Ralf Zimmermann, analis Bankhaus Lampe seperti dikutip Bloomberg.
"Ada juga risiko dari pertemuan the Fed karena hanya ada sedikit potensi dampak positif dari penundaan kenaikan suku bunga AS oleh The Fed. Di sisi lain, jika ada kejutan negatif, mungkin ada beberapa penurunan,” lanjutnya.
Investor telah menarik modal dari pasar zona euro dengan tingkat tertinggi dalam 31 pekan terakhir, menurut laporan Bank of Amerika Corp. pekan lalu.
Pidato Anggota Dewan Gubernur The Fed Lael Brainard yang dipandang sebagai kontra kenaikan suku bunga acuan akan menjadi fokus untuk setiap spekulasi kenaikan suku bunga sebelum pertemuan The Fed pekan depan.
Sektor tambang menjadi penekan utama pelemahan indeks Stoxx, dengan Anglo American Plc dan BHP Billiton Ltd melemah lebih dari 2,6% menyusul penurunan harga komoditas.
Sementara itu, Daimler AG dan BMW AG menyeret sektor otomotif dengan pelemahan lebih dari 1,7%.