Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks saham pasar negara-negara berkembang dilaporkan menguat pada perdagangan hari ketiga, Selasa (6/9/2016), seiring rebound pada harga komoditas serta prediksi bahwa bank sentral AS Federal Reserve tidak terburu-buru menaikkan suku bunga acuannya (Fed Funds Rate/FFR).
Indeks Taiex Taiwan memimpin bursa Asia menuju kenaikan terbesar dua harinya dalam hampir dua bulan, sementara indeks Hang Seng untuk perusahaan-perusahaan China di Hong Kong menanjak ke level tertingginya tahun ini.
Di sisi lain, mata uang ringgit Malaysia memimpin penurunan pada sebagian besar mata uang Asia, menjelang pertemuan bank sentral negara tersebut esok hari. Dalam pertemuan itu, bank sentral Malaysia diprediksi mempertahankan tingkat suku bunganya saat ini.
Bursa saham negara berkembang telah mulai mengembalikan pelemahannya dalam tiga pekan terakhir setelah data payroll AS yang lebih rendah dari ekspektasi pasar mengurangi spekulasi kenaikan suku bunga oleh The Fed untuk September.
Bursa saham Korea Selatan, Thailand, dan Taiwan telah menarik nilai total US$466 juta sepanjang bulan ini di saat investor mencari keuntungan yang lebih tinggi dari yang ditawarkan negara-negara maju.
“Negara-negara berkembang, terutama beberapa negara Asia, akan terus mencatatkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih tinggi dari kebanyakan pasar negara maju. Kami optimistis akan pergerakan sahamnya dibandingkan dengan pasar negara maju,” ujar Voravan Tarapoom, Kepala pejabat BBL Asset Management Co., seperti dilansir Bloomberg hari ini.