Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga minyak mentah melanjutkan pelemahannya pada awal perdagangan hari ini, Senin (27/6/2016), setelah keputusan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa (Brexit) memicu aksi jual yang tajam di pasar global.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak WTI kontrak Agustus melemah 0,69% atau 0,33 poin ke US$47,31 per barel pada pukul 11.21 WIB, sementara patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak Agustus juga melemah turun 0,48% atau 0,23 poin ke level US$48,18.
Harga minyak berada di bawah tekanan seiring pelemahan lanjutan mata uang pound sterling hari ini serta kebingungan investor terhadap kondisi lanjutan pasca Brexit. Menambah tekanan pada minyak adalah kekhawatiran yang terbangun akan kelebihan produk olahan, terutama di Asia.
"Untuk jangka pendek bagi minyak, kita tetap prihatin atas kelebihan suplai produk, permintaan China, prospek makro, dan kecenderungan kembalinya produksi,” papar Morgan Stanley dalam risetnya, seperti dilansir oleh Reuters.
Penyuling China telah merespons kelebihan produk minyak Asia dengan mengekspor sejumlah bensin dan solar ke pasar regional, mengikis margin keuntungan kilang, serta membengkakkan penyimpanan.
Akibatnya, para analis mengatakan ada kemungkinan penyuling memulai kembali produksi dan membatasi pesanan untuk minyak mentah bahan baku utama mereka, sehingga berpotensi membebani harga.