Bisnis.com, JAKARTA - Kurs rupiah menembus Rp13.265 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Kamis (23/6/2016).
Data yang diterbitkan BI pada pagi ini menempatkan Jisdor pada Rp13.265 per dolar AS, terapresiasi 0,24% atau 33 poin dari posisi Rp13.298 per dolar AS pada Rabu (22/6/2016).
Dalam risetnya, Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta memprediksi masih adanya potensi penguatan rupiah pada perdagangan hari ini meski akan tertahan sementara akibat isu global.
Dikemukakan, walaupun peluang keluarnya Inggris dari UE menipis, volatilitas menjelang hasil final referendum hari ini akan berpengaruh negatif terhadap aset berisiko terutama di negara berkembang.
Dari domestik, ketidakpastian fiskal membayangi seiring masih banyaknya perubahan kebijakan menjelang batas akhir finalisasi APBN-P – tax amnesty yang masih paling ditunggu.
"Potensi penguatan rupiah masih ada tetapi akan tertahan sementara akibat isu global," paparnya hari ini.
Sementara itu, pasar global masih menunggu hasil referendum UE sehingga kekhawatiran kembali. Namun, secara umum ekspektasi keluarnya Inggris dari UE sudah berangsur turun terlihat dari pound sterling yang semakin menguat.
Di sisi lain, pidato Yellen di kongres masih belum menunjukkan sinyal kenaikan FFR target dalam waktu dekat sehingga mempertahankan tren turun dollar index hingga saat ini. Malam nanti ditunggu angka manufaktur AS yang diperkirakan naik tipis.
Indeks dolar yang mengukur pergerakan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau melemah 0,26% atau 0,242 poin ke 93,474 pada pukul 10.09 WIB.
Sementara itu, nilai tukar rupiah bergerak menguat tipis 0,08% atau 10 poin ke 13.273 per dolar AS pada pukul 10.18 WIB di pasar spot setelah dibuka dengan penguatan di posisi 13.251.
Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor/Rupiah)
23 Juni | 13.265 |
22 Juni | 13.298 |
21 Juni | 13.286 |
20 Juni | 13.260 |
17 Juni | 13.358 |
Sumber: Bank Indonesia