Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga minyak mentah terpantau melemah pada perdagangan di Asia hari ini, Selasa (21/6/2016), setelah membukukan reli yang kuat selama dua hari perdagangan akibat meredanya kekhawatiran Brexit.
Harga minyak WTI kontrak Juli bergerak negatif 0,41% atau 0,20 poin ke US$49,17 per barel pada pukul 11.02 WIB setelah dibuka dengan pelemahan 0,47% di level US$49,14 per barel.
Pada saat yang sama, patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak Agustus bergerak turun 0,49% atau 0,25 poin ke level US$50,40 setelah dibuka dengan pelemahan 0,43% atau 0,22 poin ke posisi 50,43 per barel.
Seperti dikutip dari Reuters, meski kekhawatiran atas hengkangnya Inggris dari Uni Eropa berkurang, pasar minyak kembali fokus pada isu suplai.
Ekspor minyak mentah Arab Saudi turun pada April meskipun terdapat tingkat produksi yang tinggi, menunjukkan persaingannya untuk merebut pangsa pasar terhadap para pengebor minyak shale AS.
"Namun sementara tanda-tanda tentatif meningkatnya kegiatan pengeboran telah terwujud dalam jumlah rig yang naik dalam beberapa pekan terakhir, banyak produsen gugup meningkatkan operasi pengeboran tanpa melihat periode stabilitas harga," Matt Smith, direktur riset komoditas ClipperData.
Menambah sentimen ini, Iran telah meningkatkan kapasitas ekspor minyak mentah pada terminal utamanya di Kharg Island sehingga memungkinkan delapan tanker dapat memuat dalam waktu bersamaan.
Pada perdagangan kemarin, harga minyak WTI kontrak Juli berakhir melesat 2,90% ke US$49,37 per barel, sementara harga minyak Brent untuk kontrak Agustus ditutup melejit 3,01% ke US$50,65 per barel.