Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga minyak mentah terpantau menguat pada awal perdagangan di Asia hari ini, Senin (20/6/2016), ditopang oleh pelemahan dolar AS dan meredanya kekhawatiran atas kemungkinan Inggris keluar dari Uni Eropa.
Harga minyak WTI kontrak Juli menanjak 1,23% atau 0,59 poin ke US$48,57 per barel pada pukul 10.56 WIB setelah dibuka dengan penguatan sebesar 0,65% di level US$48,29 per barel.
Pada saat yang sama, patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak Agustus bergerak naik signifikan 1,02% atau 0,50 poin ke level US$49,67 setelah dibuka dengan penguatan 0,51% atau 0,25 poin ke posisi 49,42 per barel.
Seperti dilansir Reuters, kampanye untuk referendum bagi keanggotaan Inggris di Uni Eropa kembali dilancarkan kemarin setelah sempat ditangguhkan selama tiga hari menyusul terbunuhnya anggota parlemen Inggris yang pro-UE, Jo Cox.
Tiga jajak pendapat menjelang referendum Kamis mendatang menunjukkan posisi suara ‘Bertahan’ yang saat ini sedikit memimpin, meski gambaran secara keseluruhan masih terlihat merata.
"Sulit berpikir bahwa kondisi pasar yang lebih tenang…akan terus berlangsung pekan ini, khususnya ketika kampanye Brexit dan rilis jajak pendapat kembali berjalan,” terang ANZ dalam catatannya, seperti dikutip dari Reuters.
Di sisi lain, menguatnya minyak mentah ke atas kisaran US$48 per barel juga dipicu oleh berlanjutnya pelemahan dolar AS yang mengangkat daya tarik komoditas dalam dolar AS.
Indeks dolar AS yang mengukur pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama siang ini terpantau melemah 0,80% ke level 93,456 pada pukul 10.57 WIB, melanjutkan pelemahan sebelumnya.
Pada perdagangan Jumat (17/6/2016), minyak berhasil ditutup dengan rebound dari reli pelemahan selama beberapa hari perdagangan berturut-turut. Harga minyak WTI kontrak Juli berakhir rebound 3,83% ke US$47,98 per barel. Sementara itu, harga minyak Brent untuk kontrak Agustus juga ditutup melejit 4,20% ke US$49,17 per barel.