Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan indeks dolar Amerika Serikat berlanjut pada awal perdagangan hari keempat, Senin (20/6/2016), di saat para investor mencoba mencermati kondisi politik dan ekonomi akibat kebijakan pengetatan yang lambat oleh Federal Reserve dan tertundanya kampanye referendum untuk keanggotaan Inggris di Uni Eropa.
Indeks yang mengukur pergerakan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama tersebut bergerak melemah 0,53% atau 0,504 poin ke level 93,702 pada pukul 07.04 WIB, setelah dibuka dengan pelemahan sebesar 0,32% ke level 93,903.
Seperti diketahui, kampanye referendum Brexit atas keanggotaan Inggris di Uni Eropa kembali dilanjutkan kemarin setelah tiga hari ditangguhkan menyusul terbunuhnya anggota parlemen Jo Cox.
Pembunuhan Jo Cox yang diketahui memberikan dukungan vokal untuk bertahannya Inggris di Uni Eropa oleh seseorang yang anti-UE telah diprediksi akan membalikkan sentimen mayoritas suara bagi Inggris untuk ‘Bertahan’.
“Ada banyak suara ‘bremain’ (Inggris bertahan untuk kampanye) Brexit di pasar. Tapi harus saya katakan bahwa isu yang lebih besar adalah The Fed yang sedang kehabisan perangkat dan pengaruh,” kata Kit Juckes, ahli strategi Societe Generale SA, seperti dikutip dari Bloomberg.
Pada perdagangan sebelumnya (17/6/2016), indeks dolar AS ditutup juga dengan pelemahan sebesar 0,38% atau 0,363 poin ke level 94,206 melanjutkan penurunan tipis pada awal perdagangan.
Posisi indeks dolar AS
20 Juni (Pk. 07.04 WIB) | 93,702 (-0,53%) |
17 Juni | 94,206 (-0,38%) |
16 Juni | 94,569 (-0,04% |
15 Juni | 94,610 (-0,33%) |
14 Juni | 94,928 (+0,60%) |
Sumber: Bloomberg Dollar Index