Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga minyak mentah terpantau kian melemah pada perdagangan di Asia hari ini, Selasa (14/6/2016), di saat para investor mengabaikan tanda-tanda pengetatan pasar menjelang referendum Brexit.
Harga minyak WTI kontrak Juli merosot 1,29% atau 0,63 poin ke US$48,25 per barel pada pukul 14.07 WIB setelah dibuka dengan pelemahan sebesar 0,74% di level US$48,52 per barel.
Pada saat yang sama, patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak Agustus terpantau melorot sebesar 1,23% atau 0,62 poin ke level US$49,73 setelah dibuka turun sebesar 0,91% atau 0,46 poin ke posisi 49,89 per barel.
Seperti dilansir Reuters hari ini, para investor mengabaikan tanda-tanda pengetatan pasar untuk fokus pada kekhawatiran akan pertumbuhan global dan penurunan lanjutan pada pergerakan saham terhadap kemungkinan hengkangnya Inggris dari Uni Eropa dalam hasil referendum 23 Juni mendatang.
Kekhawatiran akan pertumbuhan China juga membebani sentimen dan cukup untuk menyingkirkan tanda-tanda bullish seperti prediksi pemerintah AS kemarin bahwa produksi shale oil diperkirakan akan turun pada Juli, bulan ketujuh berturut-turut.
"Suasana berisiko yang telah meresap di pasar dalam beberapa hari terakhir telah terus menekan harga minyak, dengan pelemahan di pasar Asia dan penguatan dolar yang berkontribusi pada anjloknya minyak mentah Brent kembali di bawah US$50 per barel," kata Mihir Kapadia, CEO Sun Global Investments.
Indeks dolar AS yang mengukur pergerakan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau menguat sebesar 0,26% atau 0,243 poin ke level 94,605 pada pukul 14.07 WIB, setelah dibuka dengan kenaikan tipis sebesar 0,03% di level 94,388.