Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah ditutup terdepresiasi tipis pada perdagangan hari ini, Senin (13/6/2016).
Nilai tukar rupiah di pasar spot akhirnya ditutup melemah tipis 0,03% atau 4 poin ke Rp13.298 per dolar AS, setelah sempat menguat tipis sebesar 0,05% atau 6 poin ke 13.288 per dolar AS menjelang akhir transaksi perdagangan hari ini.
Sebelumnya, rupiah dibuka dengan pelemahan sebesar 0,46% atau 61 poin ke Rp13.355 per dolar AS. Sepanjang hari ini rupiah diperdagangkan pada kisaran Rp13.278 - Rp13.366 per dolar AS.
Dalam risetnya hari ini, Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan nilai tukar rupiah rawan terdepresiasi di awal minggu ini menjelang FOMC meeting.
"Selain FOMC meeting, RDG BI juga ditunggu Kamis mendatang. Peluang pemangkasan BI Rate meningkat saat ini melihat data ekonomi yang ada," paparnya.
Selain agenda pertemuan sejumlah bank sentral minggu ini, volatilitas pasar global telah melonjak menjelang referendum Inggris pada tanggal 23 Juni untuk menentukan keanggotaan negara tersebut di Uni Eropa.
Hal ini menyebabkan kemerosotan pada pergerakan saham dan menggiring para investor mencari aset yang lebih aman termasuk yen. Nilai tukar yen Jepang sore ini memimpin penguatan di Asia dengan kenaikan signifikan sebesar 1,03% ke posisi 105,88 per dolar AS pada pukul 16.45 WIB.
Di lain sisi, mata uang Asean hari ini bergerak bervariasi. Dolar Singapura menguat 0,29%, ringgit Malaysia melemah 0,46%, baht Thailand menguat 0,20%, dan peso Filipina naik 0,04%.
Indeks dolar AS pada pk. 16.40 WIB melemah 0,04% ke 94,531.