Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah terpantau bergerak stabil pada awal perdagangan hari ini, Jumat (10/6/2016), ditopang oleh kuatnya permintaan dan gangguan suplai global.
Namun di sisi lain, penguatan dolar AS menahan pergerakannya di bawah level tertinggi 2016 yang dibukukan minggu ini.
Harga minyak WTI kontrak Juli melemah sebesar 0,24% atau 0,12 poin ke US$50,44 per barel pada pukul 10.05 WIB setelah dibuka dengan penurunan sebesar 0,18% di level US$50,47 per barel.
Pada saat yang sama, patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak Agustus terpantau melemah 0,13% atau 0,07 poin ke level US$51,88 setelah dibuka dengan penurunan tipis sebesar 0,08% atau 0,04 poin ke posisi 51,91 per barel.
Menurut para analis, seperti dilansir Reuters hari ini, rebound pada dolar AS telah membengkokkan harga minyak mentah, dengan menyebabkan nilai impor bahan bakar untuk negara-negara yang membayar dalam mata uang lainnya menjadi lebih mahal.
“Harga minyak melemah dari kenaikan selama hampir dalam 12 bulan sejalan dengan penguatan dolar kembali,” jelas ANZ bank. “Meski melemah, prospek untuk (harga) minyak tetap positif – yang seharusnya dapat menjaga tren kenaikan akhir-akhir ini.”
Harga minyak mentah telah naik hampir dua kali lipat sejak mencapai posisi terendah dalam satu dekade pada awal 2016 sejalan dengan adanyan permintaan kuat dan gangguan suplai yang mengikis kelebihan persedian. Oversupply telah menekan harga sebesar 70% antara 2014 dan awal 2016.
Penyeimbangan pasar sedang berlangsung saat ini. Di sisi permintaan, aktivitas penyulingan global akan mencatatkan kenaikan tertingginya bersamaan dengan gangguan suplai minyak mentah di seluruh dunia yang memperketat pasar.
Harga minyak mentah merosot dari level tertinggi dalam 10 bulan terakhir pada penutupan perdagangan kemarin dipicu oleh aksi profit taking dan penguatan dolar AS.
Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Juli turun 67 sen ke posisi US$50,56 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, patokan global Brent untuk pengiriman Agustus turun 56 sen atau 1,1% ke US$51,95 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.
Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur pergerakan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama tersebut bergerak menguat sebesar 0,29% atau 0,268 poin ke level 94,221 pada pukul 09.59 WIB, setelah dibuka dengan kenaikan sebesar 0,15% di level 94,093.