Bisnis.com, TOKYO – Pergerakan bursa saham Asia melemah dari level tertingginya dalam enam minggu pada awal perdagangan hari ini, Kamis (9/6/2016), sejalan dengan penguatan kinerja mata uang yen Jepang yang menekan pergerakan saham negara tersebut.
Indeks MSCI Asia Pacific turun 0,1% ke posisi 132,19 pada pukul 09.07 pagi waktu Tokyo (pkl. 07.07 WIB).
Sementara, pergerakan saham global mengarah ke kenaikan mingguan keempat, dengan indeks S&P 500 yang menghampiri penguatan tertingginya di tengah spekulasi bahwa biaya pinjaman masih akan rendah untuk waktu yang lebih lama.
Dalam pidatonya di Philadelphia Senin kemarin, Ketua Dewan Gubernur Federal Reserve Janet Yellen memberikan kesan bahwa bank sentral AS tersebut tidak akan terburu-buru menaikkan tingkat suku bunga acuannya.
“Secara global, kebijakan moneter masih akomodatif dan ekspektasi akan penaikan suku bunga di AS telah menyusut,” jelas James Woods, analis Rivkin Securities di Sydney kepada Bloomberg. “Hal itu mestinya mendukung nilai saham. Akan tetapi, penundaan penaikan suku bunga The Fed (juga) mendongkrak yen, yang memberikan goyangan untuk Jepang.”
Pasar saat ini fokus akan kegiatan bank sentral di AS dan Jepang, dengan adanya pengambilan keputusan kebijakan dari The Fed dan Bank of Japan minggu depan. Sementara, bank sentral New Zealand memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuannya pada pertemuan kedua hari ini serta mengisyaratkan kemungkinan perlunya pelonggaran lebih lanjut.
Pergerakan indeks S&P/ASX 200 Australia dan indeks S&P/NZX 50 New Zealand masing-masing terpantau naik 0,2%. Indeks Topix tergelincir 0,4% dan indeks Kospi mengalami sedikit perubahan.
Sementara itu, nilai tukar mata uang yen Jepang pagi ini terpantau menguat 0,23% atau 0,25 poin ke posisi 106,74 yen per dolar AS pada pukul 07.58 WIB.