Bisnis.com, JAKARTA - Produsen mesin dan alat industri PT Ateliers Mecaniques D'Indonesie Tbk. (Atmindo) membidik pendapatan sebanyak Rp250 miliar hingga 2017. Jumlah tersebut meningkat 66% secara tahunan.
Presiden Direktur Atmindo Rudy Susanto mengatakan pertumbuhan pendapatan perseroan yang pesat tersebut akan ditunjang oleh penjualan 12 mesin boiler. "Ekonomi memang sedang lesu, tapi kami lihat permintaan dan kebutuhan mesin sawit ada peningkatan signifikan," ujarnya di Jakarta, Kamis (9/6/2016).
Rudy mengatakan, permintaan boiler meningkat seiring kenaikan harga kelapa sawit. Per April 2016, rata-rata harga bulanan mencapai US$681,08 per ton, meningkat dair posisi rata-rata di November 2015 sebesar US$503,16 per ton.
Di samping itu, peluang penjualan boiler hingga empat tahun ke depan menurutnya masih menjanjikan. Dia merujuk pada data Kementerian Pertanian di mana hingga 2020 Indonesia membutuhkan 1.900 pabrik kelapa sawit untuk mengolah hasil kebun seluas 10 juta hektare.
"Saat ini baru ada 700 pabrik kelapa sawit dan tiap tahun ada 300 pabrik yang dibangung. Satu pabrik biasanya butuh 2 boiler jadi ada potensi penjualan hingga 600 boiler," jelas Rudy.
Dia mengimbuhkan, saat ini kapasitas produksi di pabrik Atmindo mencapai 40 unit boiler sedangkan penjualan per tahun rata-rata mencapai sepuluh unit. Dengan kata lain, kapasitas terpasang masih bisa digenjot. Oleh karena itu, tahun ini Atmindo tidak mengalokasikan belanja modal untuk kebutuhan ekspansi.
Rudy menyebut, perseroan akan lebih gencar memasarkan produk dan jasa Atmindo di tiga cabang yang sudah ada. Saat ini, Atmindo memiliki tiga cabang pemasaran yang tersebar di Jakarta, Pekanbaru, dan Samarinda.