Bisnis.com, BEIJING – Impor minyak dari konsumen terbesar kedua dunia setelah AS, China, jatuh ke level terendah dalam empat bulan seiring padatnya salah satu pelabuhan terbesar negeri itu yang menghambat pembelian dari kilang independen.
Lembaga Bea Cukai China melansir pada Rabu (8/6/2016), pengiriman minyak yang masuk pada periode Mei 2016 mencapai 32,24 juta metric ton atau setara dengan 7,62 juta barel per hari, turun 4,3% dari bulan sebelumnya.
China menjadi titik terang baru bagi pasar minyak mentah global setelah pemerintahnya melonggarkan pembatasan impor bagi kilang-kilang kecil atau yang dikenal sebagai teapots.
Namun, hal ini menyebabkan kepadatan lalu lintas kapal tanker di Pelabuhan Qingdao, Shandong, yang merupakan basis teapots.
Michael Meidan, Analis Sektor Energi Asia di Energy Aspects Ltd., mengatakan kepadatan Qingdao menyiratkan perlunya para pengelola kilang untuk memperlambat laju pembelian.
“Harga juga sudah menguat sehingga para teapots memanfaatkan hal ini untuk mengambil keuntungan dari pola pembelian mereka sejauh ini,” ujarnya seperti dikutip Bloomberg, Rabu (8/6/2016).
Menurut data bea cukai, sementara impor turun secara bulanan, inbound shipment dalam lima bulan pertama tahun ini telah melonjak 16,55 dibandingkan periode yang sama pada 2015.