Bisnis.com, JAKARTA – Harga CPO bergerak di zona positif pada awal perdagangan pagi ini, Kamis (2/6/2016) sejalan dengan pelemahan kinerja mata uang ringgit Malaysia serta prediksi menurunnya persediaan komoditas tersebut.
Kontrak berjangka CPO untuk Agustus 2016, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, pagi ini dibuka dengan penguatan tajam sebesar 1,46% atau 38 poin ke posisi 2.636 ringgit per ton dan menguat sebesar 1,12% atau 29 poin ke level 2.627 ringgit per ton pada pukul 10.28 WIB.
Nilai tukar ringgit terpantau terdepresiasi sebesar 0,45% ke 4,17 ringgit per dolar AS pada pukul 10.43 WIB, setelah dibuka dengan pergerakan negatif.
Seperti diberitakan sebelumnya harga minyak kelapa sawit CPO diprediksi terus mengalami kenaikan seiring dengan menurunnya persediaan di Indonesia dan Malaysia, serta bertumbuhnya permintaan saat periode Ramadhan.
MIDF Research dalam publikasi risetnya, Rabu (1/6) menyampaikan, Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas Malaysia mulai mengefektifkan program B10, yakni meningkatkan campuran biodiesel untuk penggunaan transportasi. Sementara program B7 akan diberlakukan untuk sektor industri, yang meliputi bidang komersial dan pembangkit listrik.
Kedua agenda yang efektif pada Juni 2016 ini diharapkan menggenjot konsumsi domestik menjadi 709.000 ton. Kondisi tersebut diprediksi bakal meminimalkan penggunaan 820 juta liter solar dan 2,160 juta ton karbondioksida per tahun.
Bertumbuhnya konsumsi biodiesel dalam negeri turut mendongkrak kenaikan harga CPO. Dalam jangka panjang, kapasitas persediaan diestimasi turun di bawah 2,5 juta ton selama periode puncak produksi antara September s.d. November 2016.
Persediaan pada Mei pun diprediksi bakal menurun 7% (mom) menjadi 1,7 ton. Selain bertumbuhnya konsumsi biodiesel domestik, ada dua faktor lain yang memengaruhinya, yakni tren pola produksi secara historis dan melejitnya permintaan menjelang bulan Ramadhan yang jatuh 6 Juni 2016.
Data Malaysian Palm Oil Board (MPOB) menginformasikan persediaan CPO sepanjang 2016 menunjukkan tren menurun. Pada Januari, stok mencapai 2,3 juta tetapi terus merosot menuju 1,8 juta per April.
Tren penyerapan, persediaan, dan ekspor CPO yang terjadi di Malaysia serupa dengan Indonesia. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyampaikan per April stok minyak sawit Tanah Air termasuk biodiesel dan oleochemical tercatat turun sebesar 25% (mom)atau dari 3,02 juta ton menjadi 2,27 juta ton.
Fadhil Hasan, Direktur Eksekutif GAPKI, stok CPO dalam negeri tergerus akibat tingkat produksi yang stagnan, meningkatnya ekspor, dan mulai bertumbuhnya penyerapan biodiesel. Bulan lalu, produksi biodiesel di dalam negeri mencapai 253 ribu kiloliter, dengan konsumsi domestik mencapai 233 ribu kl atau naik 16% (mom).
Pada perdagangan Rabu (1/6/2016), harga CPO ditutup dengan pelemahan sebesar 0,84% atau 22 poin ke 2.598 ringgit per ton, melanjutkan penurunan sebelumnya.
Pergerakan Harga CPO Kontrak Agustus 2016
Tanggal | Level | Perubahan |
2/6/2016 (Pkl 10.28 WIB) | 2.627 | +1,12% |
1/6/2016 | 2.598 | -0,84% |
31/5/2016 | 2.620 | +0,77% |
30/5/2016 | 2.600 | +1,60% |
27/5/2016 | 2.559 | -0,78% |
Sumber: Bloomberg