Bisnis.com, JAKARTA – Harga nikel untuk kontrak September 2016 di Shanghai Futures Exchange ditutup dengan pelemahan pada perdagangan hari ini, Rabu (1/6/2016), setelah sempat mengalami penguatan beberapa hari perdagangan.
Harga nikel ditutup melemah sebesar 0,25% atau 170 poin ke level 67.650 yuan/metrik ton, meski dibuka dengan penguatan sebesar 0,50% atau 340 poin ke level 68.160 yuan/metrik ton.
Pelemahan harga nikel pada penutupan perdagangan hari ini sejalan dengan penyusutan aktivitas pada pabrik-pabrik China di bulan ke-15 berturut-turut pada Mei seiring penurunan pemesanan, berdasarkan survey oleh sektor swasta.
Aktivitas pada sektor manufaktur China, sebagai konsumen terbesar dunia untuk logam dasar, secara tidak terduga membesar di bulan ketiga pada Mei. Namun di saat yang bersamaan, pertumbuhan tersebut tetap lemah sejalan dengan penurunan permintaan.
Hal ini mengindikasikan bahwa negara dengan perekonomian terbesar kedua dunia tersebut masih berjuang untuk mendapatkan kembali daya penarik.
"Secara keseluruhan, PMI (indeks manufaktur) China pada Mei ada di posisi mixed, menunjukkan tantangan yang dihadapi perekonomian. Kami mengharapkan pemerintah China untuk terus menjalankan langkah-langkah suportif untuk melindungi pertumbuhan dan memastikan pemulihan ekonomi,” terang Argonaut Securities dalam pernyataannya, seperti dikutip Reuters.
Pada perdagangan Selasa (31/5/2016), harga nikel ditutup positif dengan kenaikan sebesar 0,85% atau 570 poin ke 67.820 yuan/metrik ton melanjutkan penguatan sebelumnya menyusul pemberitaan rencana aksi mogok pekerja salah satu tambang feronikel terbesar di Colombia yang dapat berdampak ke penurunan produksi.
Pergerakan Nikel di Shanghai Futures Exchange untuk kontrak September 2016:
Tanggal | Level | Perubahan |
1/6/2016 | 67.650 | -0,25% |
31/5/2016 | 67.820 | +0,85% |
30/5/2016 | 67.250 | +0,39% |
27/5/2016 | 66.990 | -0,27% |
26/5/2016 | 67.170 | -0,06% |
Sumber: Bloomberg
