Bisnis.com, JAKARTA - Harga bijih besi anjlok melanjutkan penurunan akibat meningkatnya persediaan di pelabuhan China yang mendorong kekhawatiran pasar volume pasokan global melampaui permintaan.
Pada perdagangan Selasa (24/5/2016) harga bijih besi untuk kontrak September 2016 terkoreksi 2,65% atau 9,5 poin menjadi 349,5 yuan (US$53,32) per ton. Angka tersebut menunjukkan sepanjang tahun berjalan harga sudah meningkat sebanyak 12,38%.
Sebelumnya, bijih besi mencapai posisi harga terendah pada 14 Januari senilai 289 yuan per ton, dan titik tertinggi di 25 April sejumlah 479 yuan per ton.
Menurut data Shanghai Steelhome Information Technology Co. persediaan di pelabuhan pada pekan lalu membengkak 1,6% menuju 100,45 juta ton. Artinya, sepanjang tahun berjalan stok sudah meningkat sebanyak 7,9%.
Citigroup Inc. dalam laporannya menyampaikan pasokan bijih besi akan tetap bearish seiring dengan bertumbuhnya produksi. Pada saat yang sama, melemahnya harga baja membuat industri menahan output dan menjaga kapasitas stok di level rendah.
Pelemahan harga baja membuat impor bijih besi China tertekan. Oleh karena itu, Citigroup memprediksi harga rata-rata bijih besi tahun ini ialah US$47 per ton.