Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia naik dari level terendah dalam satu bulan terakhir, terdorong oleh melemahnya yen dan menguatnya harga komoditas.
Indeks MSCI Asia Pacific menguat 0,5%. Sementara itu, indeks Hang Seng menguat 0,8% di tengah spekulasi bahwa kepala negara China, Zhang Deijang, akan memberikan kejelasan kerjasama perdagangan.
Harga komoditas memberikan sedikit sentimen positif pada bursa saham global. Harga minyak diperdagagkan mendekati level US$47 per barel setelah Goldman Sachs Group Inc. menaikkan perkiraan harga, sedangkan harga logam mulia menguat menyusul penguatan haga aluminium.
Bank sentral China minggu lalu menyatakan bahwa kebijakan moneter akan terus mendukung pertumbuhan, setelah data pada kredit, penjualan ritel, produksi industri dan investasi asset di bawah perkiraan ekonom.
Shane Oliver dari AMP Capital Investors Ltd. mengatakan pertumbuhan global masih lemah dan masih ada ketidakpastian pada the Fed dan China.
“Kenaikan suku bunga acuan AS pada bulan Juni dan Juli mungkin tidak akan terjadi, tetapi masih ada kemungkinan kenaikan pada September,” katanya seperti yang dikutip dari Bloomberg, Senin (16/5/2016).
Ekonomi Jepang akan menjadi fokus minggu ini, dengan produk domestik bruto yang diperkirakan akan membaik. Sementara itu, Thailan melaporkan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dari perkiraan pada hari ini.
Surat kabar Nikkei seperti yang dikutip dari Bloomberg melaporkan bahwa Perdana Menteri Shinzo Abe akan menunda rencana kenaikan pajak penjualan. Sementara itu, Indeks Topix ditutup menguat tipis 0,1%.