Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GRUP ASTRA: United Tractors (UNTR) Kian Getol Bisnis Listrik

Emiten alat berat PT United Tractors Tbk. semakin getol merangsek bisnis pembangkit listrik yang ditargetkan pemerintah mencapai 35.000 Megawatt.
Pembangkit listrik/Antara
Pembangkit listrik/Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Emiten alat berat PT United Tractors Tbk. semakin getol merangsek bisnis pembangkit listrik yang ditargetkan pemerintah mencapai 35.000 Megawatt.

Direktur Utama PT United Tractors Tbk. Gidion Hasan memastikan perseroan mulai mendiversifikasi usaha dengan merambah bisnis lain, selain menggantungkan pada sektor komoditas batu bara. Perseroan berminat untuk menambah porsi kelistrikan dengan mengikuti tender-tender yang dibuka oleh pemerintah.

"Kami masih target mencari proyek power plant dengan kepemilikan saham minoritas, sekitar 25%. Kami belum terpikir menjadi mayoritas," katanya usai rapat umum pemegang saham tahunan di Kantor United Tractors, Senin (25/4/2016).

Emiten berkode saham UNTR itu memang menggenggam 25% saham pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Tanjung Jati B unit 5 dan 6 dengan investasi US$4 miliar. Untuk proyek 2x1.000 MW tersebut, perseroan menggandeng Sumitomo Corporation dan Kansai Electric Power Co. Inc., dengan kepemilikan masing-masing sisanya 50%.

Kebutuhan dana itu, sambungnya, akan dicukupi dari 20% ekuitas masing-masing pemegang saham. Sisanya, usaha patungan itu akan mencari pinjaman perbankan US$3,2 miliar.

Perseroan menyiapkan dana hingga US$200 juta untuk investasi PLTU dari kepemilikan 25% saham. Total ekuitas yang bakal dikumpulkan dari tiga perusahaan patungan itu mencapai US$800 juta.

Sementara, total pinjaman itu, sebesar US$1,2 miliar akan dipenuhi dari Japan Bank of International Cooperation (JBIC). Sisa dana pinjaman telah mendapatkan komitmen dari enam perbankan.

"Financial close akan selesai Juli 2016. Proses konstruksi sekitar empat tahun. Baru akan beroperasi komersial pada pertengahan 2020," tuturnya.

Diproyeksikan, anak usaha PT Astra International Tbk. (ASII) itu tidak akan mengonsolidasikan pendapatan dari sektor kelistrikan. Kepemilikan yang hanya 25% itu akan mencatat laba bersih yang diatribusikan kepada UNTR pada 2020.

Kendati melakukan diversifikasi usaha, manajemen UNTR tidak membidik target power plant hingga 5.000 MW. Kepemilikan saat ini yang mencapai 25%, UNTR tercatat menguasai 500 MW dari total 2x1.000 MW.

Dia mengakui, perseroan tengah mengikuti dua tender proyek PLTU di Sumatra Selatan dengan kapasitas total 1.200 MW. Mayoritas, PLTU yang ditender berada di area mulut tambang.

Analis PT Asanusa Asset Management Akuntino Madhany mengatakan ekspansi emiten alat berat ke sektor kelistrikan menjadi harapan baru di tengah lesunya harga komoditas batu bara.

Seperti emiten tambang batu bara lainnya, perusahaan alat berat sebagian besar berkorelasi dengan sektor komoditas batu hitam tersebut. Eksposure perusahaan tambang ke sektor kelistrikan menjadi jawaban lesunya bisnis inti komoditas.

"Selain ada ketentuan pemerintah, mereka juga memiliki sumber daya. Lebih efisien membuat PLTU di mulut tambang," tuturnya.

United Tractors sebagai bagian dari Grup Astra, dinilai memiliki kas yang kuat hingga 25% dari total aset. Emiten tersebut mencoba mendiversifikasi usaha ke sektor kelistrikan hingga konstruksi dengan mengakuisisi PT Acset Indonusa Tbk. (ACST).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper