5. Grup Lippo Terpuruk
Tampaknya periode 2015 menjadi tahun yang buruk bagi pemilik Grup Lippo Mochtar Riady. Bagaimana tidak, kinerja emiten yang bernaung di bawah bendera Lippo tahun lalu terpuruk. Pendapatan Grup Lippo turun 3,25% dan laba bersih ambrol 34,85% konsolidasian.
Induk perusahaan properti milik Grup Lippo bernaung di bawah bendera PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR). Lini bisnis properti itu harus mengalami koreksi pendapatan dan laba bersih secara konsolidasian.
Pendapatan LPKR ambrol 23,6% menjadi Rp8,9 triliun dari Rp11,65 triliun. Laba bersih juga terjerembab 79% menjadi Rp535,39 miliar dari Rp2,55 triliun tahun sebelumnya.
Emiten yang bernaung di bawah bendera LPKR adalah PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK), dan PT Siloam International Hospotals Tbk. (SILO).
Divisi perdagangan eceran milik Grup Lippo juga tersungkur. Pemegang merek Hypermart, PT Matahari Putra Prima Tbk.(MPPA) harus menyerah dengan anjloknya laba bersih sebesar 67,51% menjadi Rp178,33 miliar dari Rp548,9 miliar.
Pendapatan MPPA juga hanya naik 2,42% menjadi Rp13,9 triliun dari Rp13,59 triliun. Beruntung, laba bersih PT Matahari Departement Store Tbk. (LPPF) meningkat 26,95% menjadi Rp1,79 triliun dari Rp1,41 triliun tahun sebelumnya.
Pendapatan LPPF juga menanjak 13,6% menjadi Rp9 triliun dari Rp7,9 triliun pada 2014. Sisanya, LPLI berhasil meraup laba Rp527 miliar setelah sebelumnya rugi, LPPS harus merugi setelah sebelumnya laba, dan laba MFMI naik 23,7% menjadi Rp15,62 miliar.