Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti yang berbasis di Surabaya, PT Pakuwon Jati Tbk mencatat laba bersih komprehensif sebesar Rp1,4 triliun sepanjang 2015.
Jumlah tersebut turun 45,53% dibandingkan dengan posisi pada 2014 sebesar Rp2,68 triliun.
Realisasi perolehan laba ini juga lebih rendah dari konsensus analis yang dihimpun Bloomberg sebesar Rp1,77 Triliun.
Direktur dan Corporate Secretary Pakuwon, Minarto Basuki mengatakan, tanpa memperhitungkan pendapatan luar biasa sebesar Rp1,12 triliun pada 2014, laba komprehensif perseroan pada 2015 hanya turun 4%.
"Di luar kerugian kurs mata uang asing dan penalti penebusan obligasi wajib konversi 2015, laba komprehensif kami untuk taun 2015 masih tumbuh 18,8%," jelasnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis.com, Rabu (30/3/2016).
Dia merinci, sepanjang 2015 kerugian akibat selisih kurs mata uang asing mencapai Rp277 miliar, melonjak 592,5% dibandingkan dengan posisi pada 2014.
Di samping itu, penalti penebusan obligasi wajib konversi menyebabkan Pakuwon harus merogoh kocek hingga Rp105 miliar. Bila mengeluarkan dua faktor tersebut, laba Pakuwon mencapai Rp1,79 triliun.
Minarto menyebut, sepanjang tahun lalu perseroan meraup pendapatan bersih sebanyak Rp4,62 triliun atau tumbuh 19,4% secara tahunan. Pendapatan ini disumbang dari penjualan properti dan pendapatan berulang dengan porsi seimbang. Namun, pendapatan berulang perusahaan berkode emiten PWON itu naik 29,2% sedangkan pendapatan dari penjualan properti hanya naik 11,1%.
Tahun ini, pendapatan berulang akan tetap menjadi tumpuan Pakuwon. Minarto menyebut, pada 2016 pendapatan berulang akan bertambah berkat operasional sejumlah aset di Surayaba dan Jakarta. Di Surabaya, Pakuwon akan meraup cuan dari operasional Tunjungan Plaza 5, proyek perluasan Tunjungan City yang baru rampung.
Selain itu, Pakuwon telah mengoperasikan 182 unit aparteman sewa di superblok Supermal Pakuwon Indah. Apartemen sewa itu dikelola oleh Ascott International.Di Jakarta, Pakuwon juga akan meraih pendapatan dair operasional Hotel Sheraton di superblok Gandaria City.
"Kami juga akan melanjutkan pengembangan apartemen dan gedung perkantoran strata title di Tunjungan City maupun Kota Kasablanka," ujarnya.
Berdasarkan publikasi yang diterbitkan Pakuwon, fase 6 pembangunan Tunjungan City mencakup pusat perbelanjaan seluas 23.820 m2, kondominium dengan luas kotor 48.757 m2, dan perkantoran seluas 37.800 m2. Sementara itu, pengembangan tahap kedua Kota Kasablanka meliputi pembangunan tiga menara apartemen dan satu menara perkantoran.