Bisnis.com, JAKARTA- Harga minyak melemah setelah stok Amerika Serikat kembali meningkat.
Persediaan bahkan meningkat tiga kali lipat dari yang diproyeksikan dalam survei Bloomberg.
Minyak juga tertekan sentimen adanya potensi bank sentral AS kembali menaikkan Fed Rate. Sentimen tersebut mendorong penguatan dolar, yang pada akhirnya memangkas daya tarik komoditas sebagai alternatif investasi.
"Ada jumlah yang begitu besar. Dolar lebih kuat setelah ada spekulasi kenaikan suku bunga berikutnya. Ini memberikan tekanan pada komoditas," kata Bob Yawger, Direktur Divisi Berjangka Mizuho Securities seperti dikutip Bloomberg, Jumat (25/3/2016).
Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Mei turun 0,8%ke US$39,46 per barel pada pk .13.41 di New York Mercantile Exchange atau pk. 00.41 WIB.
Brent untuk pengiriman Mei turun 0,3% ke US$40,35 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.