Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Asia menurun seiring pelemahan indeks minyak berjangka mengalami kemunduran dari harga tertingginya selama tiga bulan akibat penumpukan stok.
MSCI Asia Pacific Index tidak termasuk indeks Jepang turun 0,7% pukul 14.10 WIB dan bersiap untuk penurunan terbesar dalam seminggu.
Logam mulia juga menurun karena permintaan aset safe-haven yang dipicu oleh serangan teror mematikan di Brussels terbukti hanya sekilas dan dolar AS jadi menguat.
Strategist First NZ Capital Group Ltd Chris Green mengatakan biasanya dampak penyerangan tersebut hanya berjangka pendek.
“Investor kembali fokus kepada fundamental ekonomi makro dan pasar membutuhkan lebih banyak tanda-tanda keberlanjutan ekonomi AS dan sejumlah stabilitas di data China," ujarnya seperti dikutip Bloomberg.
Minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Mei diperdagangkan menurun 1,16% ke US$40,97 per barel dan minyak Brent untuk kontrak Mei melemah 1,08% ke US$41,34 per barel pukul 14.40 WIB.
Menurut survei Bloomberg, persediaan minyak AS naik 2,53 juta barel di minggu terakhir sesuai laporan Energy Information Administration (EIA). Sedangkan American Petroleum Institute akan melaporkan stok minyak di AS naik 8,8 juta barel.
Emas tenggelam terseret indeks dolar AS yang menguat untuk hari keempat. Pound Inggris jatuh setelah ledakan yang menewaskan sedikitnya 31 orang di ibukota Belgia memicu investor Inggris meninggalkan Uni Eropa dan hanya ringgit Malaysia yang menguat.
Indeks Topix melemah 0,42% menjadi 1.364,20 dan Nikkei 225 Stock Average juga menurun 0,28% menjadi 17.000,98. Kontrak pada indeks Standard & Poor 500 tergelincir 0,1%, sementara kontrak pada Euro Stoxx 50 Index naik 0,2%.
S & P / ASX 200 Index Australia turun 0,5% dengan penurunan BHP Billiton Ltd di Sydney, yakni perusahaan pertambangan terbesar di dunia, turun 1,7%. Newcrest Mining Ltd, produsen emas terbesar Australia, turun 4,8%.
Di Cina, Shanghai Composite Index menguat 0,35% dan Shenzhen Composite naik 1,16%. Namun, indeks Hang Seng di Hong Kong melemah 0,48%.