Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Properti China Membaik, Harga Bijih Besi Mengilap

Harga bijih besi terpantau meningkat seiring dengan pulihnya pasar properti China dan rencana pembuatan kebijakan yang mempermudah pinjaman dalam perdagangan ekuitas.

Bisnis.com, JAKARTA--Harga bijih besi terpantau meningkat seiring dengan pulihnya pasar properti China dan rencana pembuatan kebijakan yang mempermudah pinjaman dalam perdagangan ekuitas.

Pada perdagangan Senin (21/3) harga bijih besi untuk kontrak Mei 2016 meningkat 12 poin atau 2,58% menjadi 70,53558 per ton. Sementara bursa Dalian Commodity Exchange sebagai bursa berjangka teraktif di China menunjukkan harga melonjak 4,5% menjadi 469,5 yuan atau US$72,39 per ton.

Bijih besi sudah mengalami koreksi harga selama tiga tahun berturut-turut akibat berlebihnya pasokan. Namun, permintaan baja China diprediksi akan meningkat sehingga menaikkan sentimen potensi penguatan harga bijih besi.

Penyerapan baja berbanding lurus dengan menanjaknya harga properti Negeri Panda di sebagian besar kota sejak 2014 setelah pemerintah mulai melonggarkan pembatasan.

Data dari National Bureau of Statistics of China (Biro Statistik Nasional China) menunjukkan harga rumah baru naik di 47 kota pada Februari dibandingkan 38 kota pada Januari. Penjualan dalam dua bulan pertama 2016 juga naik 3%, dibandingkan peningkatan 1%  sepanjang tahun lalu.

Negara juga meningkatkan kuota pinjaman broker untuk memacu geliat pasar ekuitas. China Securities Finance Corp., lembaga negara yang mendukung penyediaan dana bagi para broker, akan memperpanjang durasi pinjaman untuk sejumlah perusahaan sekuritas.

Senior Commodity Strategist Australia & New Zealand Banking Group Ltd. di Sydney Daniel Hynes menuturkan, kenaikan harga rumah mendukung penguatan harga baja dan bijih besi sebagai bahan bakunya. Namun, tren bearish masih membayangi hingga akhir tahun.

Senada dengan ANZ, Goldman Sachs Group Inc melansir harga bijih besi di akhir 2016 tidak akan melewati level US$35 per ton. Sejak 10 Maret, harga terus merosot setelah mengalami kenaikan sekitar 36% sepanjang tahun berjalan 2016 atau tertinggi sejak Juni 2015.

Morgan Stanley menurunkan proyeksi harga bijih besi 2016 sebesar 14% menjadi US$40 per ton dan 2017 anjlok 17% menuju ke US$37 per ton. Diperkirakan harga masih cukup stabil hingga pertengahan tahun ini karena aktifnya kinerja perdagangan baja, kemudian berangsur menurun drastis.

Laporan Morgan menyebutkan, estimasi harga pada kuartal III/2016 anjlok 29% menjadi US$32 per ton, sedangkan kuartal IV/2016 turun 25% menjadi US$30 per ton. Adapun sepanjang tahun berjalan 2016, data Bloomberg menunjukkan harga bijih besi sudah meningkat tajam sebanyak 42,4%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper