Bisnis.com, JAKARTA—Emiten produsen kaca PT Asahimas Flat Glass Tbk. tahun ini menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) hampir Rp1 triliun.
Christoforus, Corporate Secretary Asahimas Flat Glass, mengatakan capex yang dianggarkan tahun ini memang lebih besar atau sekitar dua kali lipat dari belanja modal yang diserap tahun lalu yaitu sekitar Rp500 miliar.
Dia menyebut belanja modal pada 2016 sejauh ini masih berasal dari kas internal perseroan. Dana yang dianggarkan pada 2016 itu terutama akan digunakan untuk konstruksi pembangunan pabrik kaca lembaran di Cikampek, Jawa Barat, yang belum rampung.
“Selain itu untuk modal kerja,” katanya kepada Bisnis.com.
Sebelumnya, emiten berkode saham AMFG tersebut memang sedang membangun pabrik kaca lembaran yang diperkirakan selesai pada kuartal IV/2016. Hingga akhir tahun lalu perseroan mengklaim pembangunan pabrik telah mencapai 60%.
Pabrik yang menyerap nilai investasi total sebesar US$100 juta itu rencananya akan memiliki kapasitas produksi hingga 210.000 ton kaca lembaran dalam satu tahun.
Adapun terkait penjualan bersih perusahaan pada tahun ini, Christoforus menyebut pihaknya lebih optimistis menatap pasar. Pada 2016 AMFG menargetkan pertumbuhan revenue di kisaran 5%. Meski demikian dia enggan mengungkap penjualan bersih perseroan pada tahun lalu karena masih dalam proses audit.
“Perseroan berharap revenue akan lebih baik pada 2016, sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi 2016 pada kisaran 5%,” tuturnya.
Menilik laporan keuangan perseroan pada periode Januari-September 2015, penjualan bersih perseroan mencapai Rp2,66 triliun. Jumlah itu turun tipis sekitar 1,24% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,69 triliun.
Harapan pertumbuhan yang ditargetkan perseroan tahun ini bukan tanpa alasan. Pihaknya memperkirakan prospek pada 2016 akan lebih baik dibanding tahun lalu, baik di pasar kaca lembaran maupun kaca otomotif.
Hal ini berkaitan dengan kebijakan-kebijakan yang diterapkan pemerintah khususnya di bidang ekonomi seperti penurunan suku bunga acuan pada tahun ini yang sudah dilakukan dua kali.
Untuk menggenjot kinerja, dia menuturkan pihaknya menerapkan beberapa strategi. Pertama, meningkatkan penjualan kaca dengan nilai tambah. Kedua, melakukan penyesuaian harga. Ketiga, melakukan efesiensi dan yang terakhir inovasi produk.
Akan tetapi, Christoforus tidak menjelaskan lebih dalam strategi yang akan ditempuh perseroan tersebut.