Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AKSI KORPORASI: Kejutan Rights Issue Astra Agro Lestari

Mengejutkan. Mungkin kata itu yang dapat disematkan bagi rencana aksi korporasi PT Astra Agro Lestari Tbk. Emiten berkode saham AALI tersebut berencana rights issue dengan target perolehan dana Rp4 triliun untuk membayar utang.
Kelapa sawit. /Bisnis.com
Kelapa sawit. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Mengejutkan. Mungkin kata itu yang dapat disematkan bagi rencana aksi korporasi PT Astra Agro Lestari Tbk. Emiten berkode saham AALI tersebut berencana rights issue dengan target perolehan dana Rp4 triliun untuk membayar utang.

Analis PT J.P. Morgan Securities Indonesia Aditya Srinath menilai aksi rights issue yang dilakukan manajemen Astra Agro Lestari terdiskon curam dari harga pasar hingga 40%. Diperkirakan, aksi itu akan membuat harga saham merosot dalam jangka pendek.

"Tetapi aksi korporasi itu akan membantu memperkuat keuangan atau net gearing hingga 32% pada 2016, naik 66% dari tahun lalu," paparnya dalam riset belum lama ini.

Berdasarkan harga estimasi saat pengumuman rights issue dilakukan, yakni Rp13.660 per saham, dengan harga cum Rp15.025, J.P. Morgan memperkirakan dampak dilusi menyebabkan lonjakkan rasio harga saham terhadap laba bersih (price to earning ratio/PE) sebesar 13% dari 11,8 kali menjadi 13,3 kali pada 2016.

Tahun ini, diproyeksi akan terjadi peningkatan harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) sebesar 14% year-on-year dalam rupiah dan 15% dalam ringgit Malaysia. Hal itu akan membantu AALI dalam proyeksi downside J.P. Morgan.

Manajemen AALI memang berencana untuk menerbitkan 450 juta saham baru atau 29% dari kapitalisasi pasar saat ini, dengan estimasi hasil bruto mencapai Rp4 triliun. Dengan demikian, 1 saham baru dipatok Rp8.890 per lembar bagi pemegang 3,5 saham lama.

Harga tersebut terdiskon 40% dari harga saham AALI saat pengumuman rights issue dilakukan. Rights issue tersebut memang masih menunggu finaliasi dan persetujuan dari pemegang saham. Pemilik saham utama, PT Astra In ternational Tbk., bakal menjadi pembeli siaga demi terjaganya kepemilikan saat ini sebesar 79,7%.

Emiten berkode saham ASII tersebut bakal menjadi standby purchaser bagi pemegang saham yang tidak menggunakan haknya. Rencana perolehan dana hasil rights issue dimaksudkan untuk pembayaran utang perseroan.

Net gearing AALI memang melonjak dari 27% pada 2014 menjadi 66% tahun lalu lantaran depresiasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Kurs rupiah terdepresiasi 10% sepanjang tahun lalu dengan rerata Rp13.788 per dolar AS.  Sementara itu, harga CPO juga merosot membuat pendapatan jauh lebih rendah ketimbang tahun sebelumnya.

J.P. Morgan memerkirakan perolehan dana dari aksi rights issue hingga Rp4 triliun bakal memangkas net gearing 32% tahun ini. Pasalnya, beban bunga bakal berkurang Rp88 miliar dari utang dolar AS dengan rerata biaya bunga mencapai 2,2%.

Namun, dampak dilusi dari rights issue mencapai 19% pada laba bersih per saham dasar (earning per share/EPS) periode 2016-2017.

Secara terpisah, analis PT Phillip Securities Indonesia Edward Lowis, mengatakan rencana rights issue yang diumumkan manajemen AALI diproyeksi bakal memperkuat struktur permodalan perseroan.

AKSI KORPORASI: Kejutan Rights Issue Astra Agro Lestari

KURANGI RISIKO

Selain itu, rencana dana hasil rights issue yang akan digunakan untuk refinancing bakal mengurangi risiko terhadap fluktuasi nilai tukar lantaran sebagian besar utang perseroan berdenominasi dolar AS.

Hal itu diperkirakan dapat meningkatkan perolehan laba bersih yang lebih berkelanjutan. "Asumsi kami AALI akan menerbitkan 350 juta saham baru, bukan maksimum 450 juta saham baru, tahun ini. Kami meningkatkan peringkat sell menjadi hold," paparnya dalam riset berbeda.

Analis PT DBS Vickers Securities Indonesia Ben Santoso mengatakan pelaku pasar bakal menyerap penerbitan saham baru emiten perkebunan milik Astra International tersebut. Dia memperkirakan harga eksekusi rights issue terdiskon 20%-25% dari penutupan perdagangan sebelum pengumuman, Rabu (24/2), di level Rp16.575 per lembar.

"Secara historis, rights issue mestinya lebih rendah dari harga terakhir mengumumkan rights issue. Kira-kira sekitar 20%-25% di bawah harga itu, itu skenario," ucapnya.

Menurutnya, perkiraan harga rights issue AALI bakal dipatok Rp13.260-Rp12.431 per saham. Ben memprediksi manajemen AALI tidak akan menerbitkan saham baru sebanyak 450 juta lembar, tetapi jumlah dana yang ditargetkan akan tetap senilai Rp4 triliun.

Ben Santoso menilai koreksi saham AALI baru-baru ini terjadi lantaran pelaku pasar mencoba menghitung harga offering rights issue per saham. Padahal, manajemen dapat menentukan harga eksekusi sesuai dengan perhitungan AALI.

Rights issue AALI kemungkinan masih ada yang minat. Untuk dua tahun, sektor CPO masih akan naik, produksi AALI juga akan naik, tergantung dari cash flow," tuturnya.

Direktur Astra Agro Lestari Joko Supriyono enggan menyebutkan rincian aksi korporasi perseroan. "Saya tidak tahu soal rights issue," katanya melalui sambungan telepon.

Manajemen Astra Agro Lestari dalam keterbukaan informasi di PT Bursa Efek Indonesia, Kamis (25/2), mengumumkan rencana menerbitkan 450 juta saham baru melalui mekanisme rights issue dengan target perolehan dana Rp4 triliun untuk melunasi utang.

AALI akan menerbitkan saham baru dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Manajemen akan meminta persetujuan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 11 April 2016 untuk aksi rights issue tersebut.

Divisi agribisnis Grup Astra itu akan mendaftarkan aksi rights issue dan menunggu pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Rencana aksi rights issue akan dilakukan dalam waktu 12 bulan sejak diperoleh izin dari RUPSLB dan pernyataan efektif dari OJK.

Perolehan dana dari aksi rights issue akan digunakan untuk pelunasan kewajiban utang. Astra In ternational selaku pemilik 79,68% saham telah bersedia untuk melaksanakan HMETD dan bertindak sebagai pembeli siaga.

Jika tidak menambah modal, pemegang saham publik akan terdilusi dari 20,32% menjadi 15,80%.

Dalam laporan keuangan per 31 De sember 2015, pinjaman bank jangka pendek Astra Agro Lestari mencapai Rp700 miliar, lebih rendah 58% dari tahun sebelumnya Rp1,66 triliun. Utang bank jangka pendek yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun mencapai Rp1,32 triliun, melesat 109% dari tahun sebelumnya Rp632 miliar.

Sementara itu, pinjaman bank jangka panjang setelah dikurangi bagian jatuh tempo mencapai Rp5,7 triliun, membengkak 168% dari sebelumnya Rp2,12 triliun. Total liabilitas AALI hingga akhir tahun lalu mencapai Rp9,81 triliun, melompat 45% dari sebelumnya Rp6,72 triliun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Kamis (10/3/2016)
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper