Bisnis.com, JAKARTA- Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Senin (29/2/2016) menghadapi tantangan penguatan idnesk dolar AS kembali.
“Penguatan rupiah berpeluang tertahan di hari ini melihat kuatnya idneks dolar indeks, serta harga minyak yang belum naik lagi,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (29/2/2016).
Dikemukakan pertumbuhan PDB Amerika Serikat kuartal IV/2015 direvisi lebih baik dari ekspektasi ke 1% YoY. Data ini sudah cukup untuk mendorong penguatan dollar indeks hingga kisaran 98 pada perdagangan Jumat malam.
Harga minyak Brent yang sebelumnya naik tajam terlihat stabil di kisaran US$35/barel, menandakan pasar yang masih yakin dengan rencana pemangkasan produksi oleh OPEC.
“Sore ini ditunggu estimasi inflasi Zona Euro yang diperkirakan naik,” kata Rangga.
Rangga mengatakan kekuatan dolar di Asia pada perdagangan Jumat terlihat mulai pudar. Rupiah yang sempat melemah dalam 1 minggu terakhir, mulai mengembalikan momentum penguatan untuk menuju kisaran 13.300, beramaan dengan sentimen positif di IHSG serta SUN.
“Fokus akan beralih perlahan ke inflasi Februari 2016 yang diperkirakan naik ke 4,3-4,4% YoY, sehingga mungkin akan mengurangi harapan pemangkasan BI Rate di Maret 2016,” kata Rangga.