Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Astra Agro Lestari (AALI) Rights Issue Rp4 Triliun

Emiten perkebunan PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) menerbitkan 450 juta lembar saham baru melalui mekanisme rights issue dengan target perolehan dana Rp4 triliun untuk melunasi utang.
Ilustrasi perkebunan kelapa sawit/Bisnis.com
Ilustrasi perkebunan kelapa sawit/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten perkebunan PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) menerbitkan 450 juta lembar saham baru melalui mekanisme rights issue dengan target perolehan dana Rp4 triliun untuk melunasi utang.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis perseroan, Kamis (25/2/2016), disebutkan anak usaha PT Astra International Tbk. (ASII) itu akan menerbitkan saham baru dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD).

Manajemen akan meminta persetujuan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 11 April 2016 untuk aksi rights issue tersebut. Emiten berkode saham AALI itu akan mendaftarkan aksi rights issue dan menunggu pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Rencana aksi rights issue akan dilakukan dalam waktu 12 bulan sejak diperoleh izin dari RUPSLB dan pernyataan efektif dari OJK. Perolehan dana dari aksi rights issue akan digunakan untuk pelunasan kewajiban utang.

Astra International (ASII) selaku pemilik 79,68% saham telah bersedia untuk melaksanakan HMETD dan bertindak sebagai pembeli siaga. Jika tidak menambah modal, pemegang saham publik akan terdilusi dari 20,32% menjadi 15,80%.

Dalam laporan keuangan per 31 Desember 2015, pinjaman bank jangka pendek Astra Agro Lestari mencapai Rp700 miliar, lebih rendah 58% dari tahun lalu Rp1,66 triliun. Utang bank jangka pendek yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun mencapai Rp1,32 triliun, melesat 109% dari sebelumnya Rp632 miliar.

Sementara itu, pinjaman bank jangka panjang setelah dikurangi bagian jatuh tempo mencapai Rp5,7 triliun, membengkak 168% dari sebelumnya Rp2,12 triliun. Total liabilitas AALI hingga akhir tahun lalu mencapai Rp9,81 triliun, melompat 45% dari sebelumnya Rp6,72 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper