Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Potensi Margin Tinggi, Manajer Investasi Produk Sophisticated

Eastspring Investments menggodok produk anyar untuk menambah variasi pilihan bagi investor.
Reksa Dana. /Bisnis.com
Reksa Dana. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA—Selain mengandalkan produk reksa dana konservatif, para manajer investasi mulai tekun merancang produk sophisticated yang berpotensi memberikan margin lebih tinggi, seperti reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) dan dana investasi real estate (DIRE).

Direktur BNI Asset Mangement Isbono M.I. Putro menuturkan perseroan telah menerbitkan empat produk RDPT berbasis proyek sektor riil, surat utang, maupun saham. Dana kelolaan produk tersebut mencapai Rp500 miliar.

Pada tahun ini, BNI AM berencana menerbitkan tiga produk sophisticated lainnya, yang terdiri dari satu RDPT dan dua DIRE. "DIRE saat ini sedang dalam proses. Targetnya semester I/2016 dengan nilai Rp500 miliar," ujarnya, Rabu (3/2/2016).

Produk DIRE tersebut menjadikan proyek hotel salah satu grup terkemuka sebagai underlying asset. Namun, hotel tersebut digarap oleh perusahaan yang belum melantai di bursa.

BNI AM memilih untuk menerbitkan DIRE nontradeable, lantaran pasar DIRE dinilai belum likuid. "DIRE ini return-nya kira-kira 15%," imbuh Isbono.

Head of Investment BNI Asset Management Hanif Mantiq menambahkan RDPT yang telah bergulir adalah RDPT dengan underlying atas medium term notes yang diluncurkan pada semester II/2015.

Selain itu, BNI AM akan meluncurkan RDPT dengan underlying saham perusahaan nonemiten yang bergerak di sektor jasa industri pertambangan dan energi pada tahun ini.

Hanif menambahkan BNI AM masih mengkaji langkah untuk menerbitkan reksa dana berbasis indeks. Produk tersebut dinilai cukup menarik karena mengejar likuiditas dari transaksi online.

"Kami lagi siapkan, tetapi BEI mengarahkan agar MI membuat sendiri indeksnya. Sekarang kami lagi komunikasi dengan otoritas bursa, semoga bisa lebih cepat," tuturnya.

Namun, anak usaha BNI ini belum tertarik untuk menerbitkan produk reksa dana saham syariah berdenominasi dolar Amerika Serikat. Pasalnya, BNI AM belum memiliki kesiapan berinvestasi saham di bursa luar negeri.

Tahun ini, BNI Asset Mangement membidik pertumbuhan dana kelolaan di atas 35% atau sekitar Rp17 triliun.

Isbono menuturkan sepanjang 2015 yang relatif lesu, perseroan mampu mencapai pertumbuhan asset under management (AUM) sebesar 78% dari Rp6,4 triliun menjadi Rp11,5 triliun. Nilai aktiva bersih (NAB) tersebut belum mencakup dana kelolaan reksa dana penyertaan terbatas (RDPT).

"Tahun ini akan kami pacu seperti tahun lalu. Kira-kira naik 35%, mudah-mudahan bisa lebih bahkan ekspektasi kami sampai tembus Rp20 triliun," ujarnya. Menurutnya, target optimistis tersebut dibarengi dengan strategi untuk memperkuat sinergi Grup BNI.

DIVERSIFIKASI

Pada bagian lain, PT Eastspring Investments Indonesia tengah menggodok produk anyar yang bakal menawarkan konsep diversifikasi antara efek di dalam dan luar negeri.

Presiden Direktur Eastspring Investments Riki Frindos mengatakan pihaknya tengah menggodok beberapa produk baru untuk menambah variasi pilihan bagi investor. Salah satunya, yakni produk yang menawarkan diversifikasi antara efek dalam negeri dengan luar negeri.

“Kami akan launch sesuatu yang belum ada di produk kami, kami belum punya syariah, belum punya overseas, dan belum punya produk yang balance. Sekarang kami godok satu,” jelasnya, Rabu (3/2/2016).

Produk anyar yang akan menawarkan efek asing ini, menurut Riki, sekaligus digarap untuk memanfaatkan aturan main baru terkait reksa dana berbasis syariah efek luar negeri yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada November 2015.

Hingga kini, Riki mengungkapkan pihaknya masih menggodok produk tersebut dan akan diajukan ke OJK. Dalam rancangan entitas anggota Prudential Plc. tersebut, produk ini  diharapkan meluncur pada semester I/2016.

Selain itu, Eastspring Investments juga disebutkan tengah mencari partner penjual untuk menawarkan produk tersebut. Hingga kini, Eastpring Investment telah menggandeng enam partner bank, juga sister company yakni Prudential.

Sementara itu, produk anyar lainnya, papar Riki, akan menyesuaikan dengan kebutuhan partner perseroan. “Tapi kami juga akan lihat kondisi market juga.”

Eastspring Investments sampai saat ini telah menerbitkan enam produk reksa dana yakni dua reksa dana saham, tiga reksa dana pendapatan tetap, dan satu reksa dana pasar uang. Riki mengklaim, per akhir tahun lalu, total dana kelolaan Eastspring Investments Indonesia mencapai Rp48,81 triliun yang meliputi reksa dana dan discretionary fund (kontrak pengelolaan dana/KPD).

Menilai kinerja pada tahun lalu, Riki mengakui kondisi pasar memang mengalami koreksi. Dampak bagi perseroan, tuturnya, laju nilai asset under management (AUM) pada tahun lalu pun terpantau stagnan secara tahunan.

Ditanya terkait proyeksi tahun ini, Riki mengungkapkan pihaknya optimistis AUM bakal mencatatkan kenaikan, meski tipis. Pasalnya, tahun ini memang dipandang akan mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan ekonomi, tapi tak drastis.

Sementara itu, PT Danareksa Investment Management atau DIM akan mengubah fokus produk reksa dana campurannya, anggrek fleksibel, pada 2016.

Unit Head DIM Investment Lounge Surabaya Febrina D. Rosyanti mengatakan sekarang Danareksa anggrek fleksibel fokus investasi pada efek yang diterbitkan badan usaha milik negara (BUMN) beserta anak dan cucu perusahaan.

Adapun pertimbangan DIM, salah satunya melihat besarnya dukungan pemerintah terhadap BUMN sebagai salah satu pilar perekonomian. “Ini terbukti dari tambahan penyertaan modal negara bagi beberapa BUMN yang dikeluarkan pada 2015,” katanya di sela acara tinjauan awal tahun DIM, di Surabaya, Rabu (3/2/2016).

Secara umum terdapat sejumlah produk DIM lain yang diyakini prospektif pada tahun ini yaitu Danareksa Melati Pendapatan Utama (reksa dana pendapatan tetap), Danareksa Mawar Konsumen 10 (reksa dana saham), dan Danareksa Mawar Rotasi Strategis (reksa dana saham).
(Destyananda Helen C./Dini Hariyanti)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Kamis (4/2/2016)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper