Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masuk LQ-45: Saham HMSP Diburu, IHSG Melaju

Masuknya PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP) ke dalam LQ-45 langsung direspons oleh investor, sehingga membuat Indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat tipis 0,1%, di tengah anjloknya bursa saham Asia lantaran kembali merosotnya harga minyak mentah.
Masuknya PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP) ke dalam LQ-45 langsung direspons oleh investor, sehingga membuat Indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat tipis 0,1%, di tengah anjloknya bursa saham Asia lantaran kembali merosotnya harga minyak mentah./JIBI
Masuknya PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP) ke dalam LQ-45 langsung direspons oleh investor, sehingga membuat Indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat tipis 0,1%, di tengah anjloknya bursa saham Asia lantaran kembali merosotnya harga minyak mentah./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA -  Masuknya PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP) ke dalam LQ-45 langsung direspons oleh investor, sehingga membuat Indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat tipis 0,1%, di tengah anjloknya bursa saham Asia lantaran kembali merosotnya harga minyak mentah.

Saham HMSP bersama PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. (ANTM), dan PT Hanson International Tbk. (MYRX) menjadi pendatang baru di indeks saham dengan likuiditas terbaik di pasar modal.

Pada perdagangan Selasa (26/1/2016), saham HMSP meroket 4,26% sebesar 4.000 poin ke level Rp97.975 per lembar. Total volume perdagangan saham HMSP mencapai 1,24 juta lembar dengan level tertinggi mencapai Rp101.900 per lembar.

Sepanjang tahun berjalan, saham HMSP telah melompat 4,23% sebesar 3.975 poin dari level Rp94.000 per lembar pada akhir Desember 2015. Nilai kapitalisasi pasar HMSP masih menempati posisi puncak terbesar Rp455,85 triliun.

Lonjakan saham HMSP menjadi salah satu dari 10 saham top leaders, yang dibuntuti oleh UNVR (0,98%), ICBP (2,90%), TLKM (0,62%), dan GGRM (1,64%). Namun, saham yang terlempar dari Indeks LQ-45 justru ambrol, yakni EXCL dengan koreksi 5,83%.

Head of Corporate Strategy & Research PT Bahana Securities Harry Su, mengatakan kenaikan tajam saham HMSP terjadi lantaran menjadi anggota baru Indeks LQ-45. Investor memburu saham HMSP karena memiliki prospek yang menjanjikan.

"IHSG naik karena tertolong oleh HMSP, kalau HMSP enggak naik, IHSG itu hancur. Dengan masuk ke LQ-45 pasti akan dibeli oleh Dana Pensiun," ungkapnya kepada Bisnis.com, Selasa (26/1/2016).

Pada perdagangan Selasa (26/1/2016), IHSG berhasil menguat 0,10% sebesar 4,68 poin ke level 4.510,47. Penguatan IHSG terjadi bersamaan dengan bursa saham Singapura Malaysia (0,09%), Thailand (0.03%), dan Australia (1,84%).

Padahal, mayoritas bursa saham di Asia Pasifik ambrol lantaran tertekan oleh kembali melorotnya harga minyak mentah dunia ke level US$30 per barel.

Bahkan, bursa saham China kembali ambruk, yakni Shanghai Composite Index (6,42%), dan Shenzhen Composite Index (7,12%). Adapun, bursa saham Asia lainya juga melorot, seperti bursa saham Topix Jepang (2,33%), Nikkei 225 Jepang (2,35%), Hang Seng Hong Kong (2,48%), Taiwan (0,83%), dan Kospi Korea Selatan (1,15%).

Sepanjang hari Selasa (26/1/2016), volume perdagangan saham mencapai 2,81 miliar lembar ditransaksikan di pasar modal Indonesia, dengan nilai Rp3,99 triliun. Volume transaksi harian mencapai 3,75 miliar lembar dengan nilai Rp4,7 triliun.

Dari tiga emiten yang baru menjadi anggota LQ-45, sambungnya, saham HMSP sebagai emiten berkapitalisasi pasar besar, dinilai paling menarik bagi investor. Bahkan, dia memerkirakan saham HMSP masih akan menguat 17,37% hingga akhir tahun ke level Rp115.000 per lembar.

Menurutnya, katalis atas kenaikan saham HSMP tahun ini di antaranya adalah pertumbuhan ekonomi yang akan meningkat dari tahun sebelumnya. Bahana Securities memproyeksi pertumbuhan ekonomi dapat menyentuh level 5,1% pada tahun ini dengan dorongan realisasi proyek infrastruktur.

Pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih baik tersebut, katanya, membuat saham-saham sektor consumer goods bakal memetik keuntungannya. Termasuk emiten yang bergerak dalam industri rokok.

Tidak hanya itu, Harry juga memerkirakan pada tahun ini, saham sektor telekomunikasi bakal gemilang. Emiten telekomunikasi dinilai lebih devensif karena kompetisi tidak berlebihan.

"Banyak yang migrasi dari voices ke data sehingga pertumbuhan ditopang oleh data. Populasi smartphone juga masih 30% dibandingkan dengan jumlah penduduk," katanya.

Sebaliknya, analis PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe menilai IHSG masih bergerak sideways dan hanya mampu meningkat tipis. Dia menilai, kenaikan IHSG tidak dorong oleh banyaknya investor yang memburu saham HMSP.

"Kalau HMSP mendorong naik, enggak. Kenaikan HMSP karena masuk LQ-45 sehingga investor ikut membeli," tuturnya.

Perdagangan saham di lantai bursa pada Selasa (26/1/2016), investor asing masih membukukan net sell  sebesar Rp302,15 miliar. Sejak awal tahun, investor asing membukukan net sell senilai Rp3,83 triliun.

Kepemilikan para trader asing di lantai bursa, sambungnya, nyaris habis. Pasalnya, sejak tahun lalu, investor asing terus menjual portofolio mereka di pasar modal.

Diproyeksi, IHSG hingga akhir pekan masih berupaya untuk menjebol level psikologis 4.500. Bila IHSG dapat menembus 4.700, dipastikan bakal berjalan mulus untuk terus terangkat.

"Sentimen dolar Amerika Serikat belum stabil, berita dari dalam negeri sudah bagus dan menjadi sentimen positif. Kondisi regional dan global ini yang memberatkan IHSG," ucapnya.

Dia memerkirakan IHSG akan bergerak pada level support 4.400 dengan resistance 4.600. Sedangkan, kurs rupiah diperkirakan akan stabil pada level Rp13.886 per dolar AS lantaran tidak adanya sentimen negatif.

Secara terpisah, analis PT Reliance Securities Tbk. Lanjar Nafi mengatakan bursa Asia terjatuh seiring kembali merosotnya harga minyak hingga dibawah level U$30 per barel. Amblasnya harga minyak terjadi setelah Arab Saudi mempertahankan investasi dalam proyek minyak dan gas alam.

Tekanan capital outflow dan devaluasi yuan masih cukup besar, sehingga beberapa fund manager masih melakukan sell off atau memotong porsi ekuitas di Asia.

Meski IHSG menghijau, seperti bursa Asia lain, capital outflow di lantai bursa masih cukup terlihat deras. Tetapi, sejak awal pekan, investor asing telah membukukan net buy Rp67,87 miliar.

"IHSG masih akan bergerak mencoba menguat dengan range pergerakan 4.470-4.540," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper