Bisnis.com, JAKARTA—Indeks MSCI Asia Pacific tenggelam 2,8% menjadi 116,51 pada 04.01 waktu Hong Kong, Rabu (20/1/2016). Ini merupakan penurunan terbesar sejak September dan indeks saham Asia paling rendah dalam tiga bulan.
General Manager Informasi Investasi SMBC Nikko Securities Inc di Tokyo Chihiro Ohta mengatakan akan terus terlihat adanya tarik menarik antara sentimen dan indikator teknis dengan menunjukkan kejatuhan yang dalam.
"Pada akar penjualan kita lihat tahun ini ada ketidakseimbangan pasokan dan permintaan minyak, sehingga sampai harga minyak bergerak tenang, pasar saham akan terus berjuang," ucapnya seperti yang dikutip dari Bloomberg.
Keprihatinan atas kemampuan China dalam mengelola transisi ekononomi untuk pertumbuhan yang berkelanjutan telah memicu penurunan ekuitas global pada 2016.
Menurut Badan Energi Internasional, pasar minyak bisa tenggelam dengan adanya kelebihan pasokan, karena bakal menekan harga komoditas itu. Satu sisi, Iran akan meningkatkan ekspor di tengah perlambatan permintaan.
Sementara itu, indeks Topix Jepang merosot 3,7% menjadi 1,338.97 serta Nikkei 225 Stock Average turun 3,7% menjadi 16,416.19.
Saham China di Hong Kong jatuh ke level terendah setelah ada kekhawatiran dapat memicu krisis keuangan global sehingga mendorong arus modal keluar.
Hang Seng China Enterprises Index anjlok sebanyak 5,5%, Shanghai Composite Index kehilangan 1%. Begitu juga dengan Indeks Australia S & P / ASX 200 tergelincir 1,3%