Bisnis.com, JAKARTA— Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) terapresiasi semakin tajam, kembali ke level Rp13.600-an pada Selasa (22/21/2015).
Data yang diterbitkan Bank Indonesia menempatkan Jisdor level di Rp13.615 per dolar AS, terapresiasi 257 poin atau menguat 1,85%.
Jisdor meneruskan penguatan setelah kemarin terapresaisi 160 poin, penguatan paling tajam sejak pertengahan Oktober. Level Jisdor hari ini adalah yang terkuat dalam 6 pekan.
Rupiah juga perkasa di pasar spot. Mata uang Garuda diperdagangkan menguat 159 poin ke Rp13.649 per dolar AS pada pukul 10.04 WIB setelah sempat melonjak hingga 243 poin ke Rp13.564 per dolar AS di perdagangan intra day.
Penguatan tajam rupiah seiring dengan penurunan indeks dolar. Indeks dolar pagi tadi ditutup melemah 0,34% setelah turun 0,57% pada Jumat.
Pada pukul 09.57 WIB, indeks yang mengukur nilai tukar dolar terhadap mitra kurs mitra dagang utama AS tersebut, naik 0,07% ke 98,434 pada pukul 09.58 WIB.
Rangga Cipta, ekonom dari Samuel Sekuritas, mengatakan sentimen positif yang mendorong rupiah adalah ekspektasi inflasi yang rendah dan peluang pemangkasan BI Rate.
Harga komoditas, terutama minyak mentah, yang belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan diprediksi menekan tingkat inflasi di Indonesia hingga beberapa bulan ke depan.
“Paket kebijakan ekonomi VIII yang diumumkan kemarin malam masih fokus di sisi pasokan, sehingga dampak positifnya ke pasar keuangan belum akan terasa segera,” kata Rangga.
Pemerintah kemarin mengumumkan rangkaian kebijakan ekonomi yang meliputi kebijakan satu peta, perecepatan pembangunan kilang minyak, dan pembebesarn bea masuk suku cadang pesawat terbang.
Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor/Rupiah)
22 Desember | Rp13.615 |
21 Desember | Rp13.872 |
18 Desember | Rp14.032 |
17 Desember | Rp14.028 |
16 Desember | Rp14.050 |
Sumber: Bank Indonesia