Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK: Di Perdagangan Asia Lesu Jelang Rilis Data AS

Harga minyak global bervariasi di perdagangan Asia yang lesu pada Selasa, menjelang rilis data persediaan pemerintah AS yang akan mengukur permintaan minyak mentah di ekonomi terbesar dunia itu.
Harga minyak global bervariasi di perdagangan Asia yang lesu pada Selasa (3/11/2015), menjelang rilis data persediaan pemerintah AS yang akan mengukur permintaan minyak mentah di ekonomi terbesar dunia itu./Ilustrasi--JIBI
Harga minyak global bervariasi di perdagangan Asia yang lesu pada Selasa (3/11/2015), menjelang rilis data persediaan pemerintah AS yang akan mengukur permintaan minyak mentah di ekonomi terbesar dunia itu./Ilustrasi--JIBI

Bisnis.com, SINGAPURA --- Harga minyak global bervariasi di perdagangan Asia yang lesu pada Selasa (3/11/2015), menjelang rilis data persediaan pemerintah AS yang akan mengukur permintaan minyak mentah di ekonomi terbesar dunia itu.

Para analis memperkirakan data yang akan dirilis Rabu oleh Departemen Energi AS menunjukkan bahwa stok minyak mentah komersial naik dalam seminggu yang berakhir 30 Oktober, yang biasanya berarti melemahnya permintaan di konsumen minyak terbesar dunia itu.

Meskipun kadang-kadang menguat, minyak secara umum tetap terganjal oleh kelebihan pasokan minyak mentah global yang telah menekan harga selama lebih dari satu tahun.

"Ekspektasi stok AS lebih banyak menahan minyak bergairah," kata Bernard Aw, analis pasar di IG Markets di Singapura.

Sebuah pelambatan ekonomi global yang dipimpin oleh Tiongkok telah memukul permintaan untuk komoditas dan menyoroti kekhawatiran kemungkinan tidak ada kegiatan ekonomi yang cukup untuk menyerap pasokan berlebih, ketika produksi dari negara-negara penghasil minyak tetap tinggi.

Pada sekitar pukul 07.00 GMT Selasa, patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate untuk pengiriman Desember naik delapan sen menjadi 46,22 dolar AS per barel. Minyak mentah Brent untuk Desember berbalik lebih rendah dan diperdagangkan turun 10 sen di 48,69 dolar AS per barel.

Harga telah merosot pada Senin setelah data menunjukkan produksi manufaktur Tiongkok terus berkontraksi dan produksi minyak Rusia mencapai rekor tertinggi baru.

Indeks pembelian manajer resmi Tiongkok untuk aktivitas sektor manufaktur menunjukkan penyusutan pada Oktober untuk bulan ketiga berturut-turut.

Produksi minyak Rusia memecahkan rekor pasca-Soviet pada Oktober, naik menjadi 10,78 juta barel per hari, menurut Bloomberg News.

Tingkat harga saat ini lebih dari 50 persen lebih rendah dari puncak mereka pada Juni 2014, ketika sebuah per barel minyak dijual lebih dari 100 dolar AS per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/AFP

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper