Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EMITEN RITEL: Ini Harapan Baru Jelang Akhir Tahun

Daya beli masyarakat menjelang akhir tahun ini tampaknya mulai menjadi harapan baru bagi para penjual eceran, seiring dengan mengejutkannya kinerja emiten ritel pada September 2015.
BI memperkirakan penjualan eceran meningkat pada September 2015. /Bisnis.com
BI memperkirakan penjualan eceran meningkat pada September 2015. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Daya beli masyarakat menjelang akhir tahun ini tampaknya mulai menjadi harapan baru bagi para penjual eceran, seiring dengan mengejutkannya kinerja emiten ritel pada September 2015.

Ketiga emiten ritel yang dapat diintip kinerjanya adalah PT Ace Hardware Indonesia Tbk. (ACES), PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI), dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS).

Analis PT Danareksa Sekuritas (Persero) Anindya Saraswati mengatakan kinerja pengecer bulanan pada September justru mengejutkan. Padahal, terjadi penurunan yang cukup mengkhawatirkan dalam indeks keyakinan konsumen (IKK) yakni terendah sejak 2 tahun terakhir.

Penjualan bulanan pada September lalu rerata meningkat 7% year on year (yoy). Di antara pengecer itu, penjualan Ramayana Lestari menjadi jawara dengan peningkatan 9,3% yoy.

Pada saat yang sama, Ace Hardware naik sedikit yakni 4,6% yoy. Sementara itu, pertumbuhan penjualan di toko yang sama (same store sales growth /SSSG) untuk ACES mulai merangkak naik dan menjadi positif pada kuartal III/2015, meski angka sejak awal tahun masih negatif.

Sebaliknya, SSSG Ramayana Lestari masih tetap negatif pada September lalu, sedangkan Mitra Adi perkasa belum merilis data operasional bulanan. "Kami tetap berhati-hati untuk sektor ini. Pemulihan iklim ekonomi yang mungkin terjadi pada kuartal IV/2015 akan menjadi katalis kenaikan yang signifikan untuk sektor ritel," katanya dalam riset belum lama ini.

Penguatan nilai tukar rupiah yang mencapai 8,16% sepanjang pekan lalu, tentu menjadi kabar baik bagi emiten ritel. Terutama bagi pengecer yang mengandalkan produk impor seperti ACES dan MAPI. Danareksa Sekuritas masih mempertahankan sikap netral bagi sektor ritel.

Bank Indonesia baru saja merilis data terbaru penjualan eceran per Agustus 2015. BI mengumumkan penjualan ritel sepanjang Agustus tumbuh lebih lambat ketimbang bulan sebelumnya, yang tercermin dari indeks penjualan riil (IPR) yakni 176,7 atau tumbuh 5,4% yoy, lebih rendah dari Juli 8,5% yoy.

Perlambatan pertumbuhan penjualan eceran didorong oleh menurun-nya penjualan kelompok barang lainnya, terutama produk sandang, diikuti kelompok peralatan informasi dan komunikasi serta kelompok barang budaya dan rekreasi.

Kembali normalnya permintaan masyarakat setelah Idulfitri, di samping melambatnya perekonomian ditengarai menjadi penyebab utama penurunan pertumbuhan penjualan eceran pada Agustus 2015. Secara regional, pertumbuhan penjualan eceran terendah terjadi di Semarang yang melorot 29,2% yoy.

Sementara itu, BI memperkirakan penjualan eceran meningkat pada September 2015. Kondisi itu tercermin dari perkiraan IPR September 2015 sebesar 176,8 atau tumbuh 6,0% yoy. Peningkatan pertumbuhan penjualan eceran diperkirakan terjadi pada mayoritas kelompok barang.

Survei juga mengindikasikan bahwa tekanan kenaikan harga pada November 2015 diperkirakan meningkat. Indikasi ini terlihat dari indeks ekspektasi harga (IEH) tiga bulan mendatang yang tercatat sebesar 151,4, meningkat dibandingkan dengan 132,1 pada bulan sebelumnya.

KENAIKAN HARGA

Peningkatan tekanan kenaikan harga tersebut diperkirakan bersumber dari kenaikan harga barang di tingkat distributor seiring dengan kekhawatiran terganggunya distribusi barang akibat faktor cuaca dan depresiasi nilai tukar rupiah.

Anindya menambahkan ACES mengantongi penjualan selama September sebesar Rp367 miliar. Secara bulanan, penjualan itu lebih rendah 7,1% dari Agustus, tetapi naik 4,6% yoy dari September tahun sebelum-nya Rp351 miliar.

Secara akumulatif, sepanjang Januari-September, penjualan ACES mencapai Rp3,4 triliun. Angka tersebut meningkat 3,4% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp3,3 triliun.

“Angka ini merefleksikan 67% dari prediksi sepanjang tahun Rp5,1 triliun. Meski lebih tinggi, angka tersebut masih relatif lemah bila dilihat dari rerata musiman yang biasanya 72% diperoleh pada sembilan bulan pertama setiap tahun,” paparnya.

Ramayana Lestari berhasil mengantongi penjualan selama September senilai Rp433 miliar. Penjualan itu naik 3,5% dari bulan sebelumnya dan 9,3% yoy. Penjualan pada September itu mengukuhkan perolehan sejak awal tahun senilai Rp6,1 triliun. Namun, perolehan itu lebih rendah 3,1% bila dibandingkan dengan sembilan bulan pertama pada tahun lalu.

Angka yang dibukukan RALS sejalan dengan proyeksi Danareksa sepanjang tahun ini. Perolehan itu mewakili 79,4% dari proyeksi sepanjang 2015 senilai Rp7,6 triliun.

Secara terpisah, analis PT Mandiri Sekuritas Matthew Wibowo mengatakan RALS membukukan kejutan positif pada September dengan SSSG 7,6% dan penjualan kotor Rp433 miliar.

Menurutnya, perusahaan menyatakan kinerja yang baik itu sebagian disebabkan oleh penjualan produk segar di supermarket SPAR dan juga tambahan belanja masyarakat sebagai hasil dari program Kartu Jakarta Pintar (KJP) di Jabodetabek.

Keduanya membuat SSSG melonjak di Jabodetabek menjadi 17%, diikuti daerah di luar Jawa 4,5%, dan sisanya di Jawa 2,5%. Meskipun demikian, RALS masih membutuhkan promosi diskon terutama di supermarket mereka untuk meningkatkan transaksi perdagangan karena itu kinerjanya masih berada di bawah tekanan margin keseluruhan. "Kami masih menjaga rekomendasi Sell untuk RALS dengan TP Rp560," tuturnya. []

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Selasa (13/10/2015)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper