Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada akhir pekan lalu ditutup melemah tertekan aksi ambil untung (profit taking) setelah penguatan beberapa hari sebelumnya.
Berdasarkan pantauan Bisnis, indeks ditutup turun 1,11% ke level 4.207,79 setelah tiga hari berturut-turut menguat 3,23%.
Adapun selama September 2015, indeks telah mencatatkan pelemahan 4,27% dan telah anjlok 19,5% sepanjang tahun ini (year to date). Pelemahan ini tentu membuat saham-saham berkapitalisasi pasar besar ikut terkoreksi.
Analis Senior HD Capital Yuganur Wijanarko melihat IHSG mulai berubah ke tren yang positif untuk jangka menengah. Adapun pelemahan yang terjadi selama ini, dinilai menjadi momentum yang tepat untuk memburu saham-saham berkapitalisasi pasar besar dan menjadi mesin penggerak indeks.
“Proses koreksi di saham big cap index driver selama ini membuat saham-saham tersebut, terutama di sektor perbankan bermain di valuasi PER/PBV mendekati jaman krisis 2008,” paparnya dalam riset, Senin (5/10/2015).
Namun,lanjut dia, keadaan kinerja keuangan perusahaan tersebut jauh lebih baik daripada 2008 sehingga tindakan pasar untuk melakukan aksi jual selama ini terlalu berlebihan.
“Kami rekomen akumuklasi emiten big cap consumer, perbankan dan telekomunikasi untuk kontinuasi kenaikan berikutnya dalam beberapa minggu kedepan,” tambahnya.