Bisnis.com, JAKARTA—Harga CPO di Bursa Malaysia bergerak di bear market. CPO diperdagangkan di bawah 1.900 ringgit per ton pada Rabu pagi (26/8/2015).
Kontrak berjangka CPO untuk November 2015, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, dibuka melemah 0,16% ke harga 1.903 ringgit per ton.
Komoditas tersebut kemudian semakin merosot hingga melemah 0,47% ke harga 1.897 ringgit atau Rp6,29 juta per ton pada pukul 11:11 WIB. Level tersebut adalah yang paling rendah sejak 2009.
Harga CPO kini sudah merosot lebih dari 20% dari puncak harga yang dicapai pada awal Maret, mengindikasikan tren bearish.
Kelesuan harga komoditas global dan limpahan suplai CPO menjadi penekan utama pergerakan harga di pasar komoditas Malaysia.
Stok CPO Malaysia diprediksi mencapai 2,49 juta ton pada akhir bulan ini, terbanyak sejak Januari 2013 dan mendekati rekor 2,63 juta ton yang dicapai pada akhir Desember 2012.
Indeks Komoditas Bloomberg berada di level terendah sejak Agustus 1999. Namun, sentimen positif mulai tampak di pasar komoditas seiring penguatan harga minyak mentah dalam 2 hari terakhir.
“CPO (bertengger di level) 1.800 ringgit di Malaysia. Makin turun, agak mengkhawatirka. (Karena) rata-rata modal produksi 1.400 ringgit. Hanya untung 400 ringgit. Awal tahun margin (bisa) sekitar ribuan ringgit,” kata Analis Teknikal Bahana Securities Muhammad Wafi saat dihubungi hari ini, Rabu (26/8/2015).
Seoperti dikethui harga CPO pada 2 Januari 2015, bertengger di 2.283 ringgit/ton.
Pergerakan Harga Kontrak CPO November 2015
Tanggal | Level | Perubahan |
26/8/2015 (11.11 WIB) | 1.897 | -0,47% |
25/8/2015 | 1.906 | -0,52% |
24/8/2015 | 1.906 | -3,52% |
21/8/2015 | 1.986 | -0,55% |
20/8/2015 | 1.997 | -1,87% |
Sumber: Bloomberg