Bisnis.com, JAKARTA—Rupiah semakin mendekati level Rp13.900 pada Kamis (20/8/2015), terseret arus penarikan dana dari emerging markets termasuk pasar Indonesia.
Pergerakan rupiah di pasar spot berakhir di level Rp13.885 per dolar AS, melemah 42 poin atau terdepresiasi 0,30% dari level penutupan kemarin.
Rupiah hari ini sempat tergelincir hingga 0,60% ke Rp13.926 per dolar AS meski pagi tadi dibuka menguat 0,17% ke Rp13.820 per dolar AS.
Investor hari ini ramai-ramai menjual aset di pasar negara berkembang untuk mengantispasi perlambatan ekonomi global, terutama ekonomi China..
Kejatuhan harga komoditas setelah bursa China anjlok memicu kekhawatiran atas kinerja ekonomi China, negara konsumen komoditas terbesar dunia.
Penarikan dana dari pasar obligasi pemerintah membuat yield SUN bertenor 10 tahun naik 18 basis poin ke 8,757%.
Kenaikan yield SUN menyusul pergerakan global bond RI yang telah 5 hari mengalami kenaikan yield. Imbal hasil global bond RI bertenor 10 tahun berada di level 4,578%.
Aksi jual juga terjadi di pasar saham. Investor asing hari ini mencatatkan net sell Rp2,57 triliun di Bursa Efek Indonesia.
Rupiah adalah salah satu mata uang yang paling tertekan di Asia. Namun, laju depresiasi rupiah masih kalah tajam dibandingkan dengan ringgit yang ditutup merosot 0,53% dan peso Filipina yang turun 0,55%.
Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pagi tadi ditetapkan di Rp13.838 per dolar AS, melemah 14 poin dari Rp13.824 per dolar AS yang ditetapkan pada Jumat.
Pergerakan Rupiah di Bloomberg Dollar Index
Tanggal | Level | Perubahan |
20/8/2015 | Rp13.885 | -0,30% |
19/8/2015 | Rp13.843 | -0,31% |
18/8/2015 | Rp13.800 | +0,16% |
17/8/2015 | Rp13.822 | -0,25% |
14/8/2015 | Rp13.787 | -0,14% |
Sumber: Bloomberg